PENGKHIANAT PALESTINA

Di saat seluruh dunia mulai dari muslim, non-muslim, zindiq, fasiq sampai atheis pun pada mendukung rakyat Palestina di Gaza. Mulai dari Amerika Selatan sampai Spanyol, dari Norwegia sampai Australia mendukung rakyat Palestina di Gaza. Para Presiden dan Kepala Negara yang berkumpul di New York secara ijma’ mendukung perdamaian di Gaza dan mendukung two-state solution.

Eh, tiba-tiba muncul kakek ini selaku Presiden atas nama rakyat Palestina mengutuk serangan 7 Oktober 2023!

Entah atas nama siapa dia mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Kalau bukan karena serangan 7 Oktober 2023, Palestina tidak mungkin mendapatkan dukungan sebesar ini dari dunia internasional.

Memang Gaza hancur, rakyatnya banyak yang syahid Inshallah, tapi secara politik Palestina menang telak, dan Israel kini menjadi negara pariah yang dimusuhi dimana-mana.

Bendera Palestina berkibar dimana-mana, voting terakhir di Sidang PBB menunjukkan perkembangan pesat atas dukungan internasional terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. 142 negara mendukung negara Palestina vs 10 negara yang menolak.

Hanya AS, Hungaria, Argentina dan beberapa negara di Laut Pasifik yang tidak mendukung. Negara-negara seperti Nauru, Micronesia, Palau dan Toga yang sebentar lagi akan tenggelam karena climate change dan mungkin kalau ditanya Israel dan Palestina dimana, mereka juga nggak tau! Asal voting aja.

“Kalau bukan karena serangan 7 Oktober 2023, Gaza tak hancur dan rakyatnya nggak terbunuh”, begitu kata mereka.

Lu kira sebelum 7 Oktober rakyat Gaza hidup tentrem ayem gemah ripah loh jinawi? Mereka setiap hari dibunuh secara senyap oleh tentara zionis, tanpa ada yang peduli.

Terus kakek bau tanah itu mengatakan, “Kami ingin Palestina sebagai sebuah negara tanpa senjata”.

Dikira dia hidup di Swiss dengan tetangga negara-negara netral seperti Austria dan Liechtenstein yang baik-baik.

Lah, nggak sadar dia kalau di sekitarnya itu semua negara sedang lomba mempersenjatai diri, arms race.

Punya pasukan dan senjata saja seperti Hizbullah, Suriah, bahkan Qatar berani dihajar sama Israel, apalagi Palestina. Begitu dilucuti senjata, besoknya peta Israel langsung berubah!

Kan bener-bener “monkey on Palestinian’s back” ini orang.

Sidang Umum PBB yang dipimpin oleh Presiden Prancis mengenai two-state solution tadi malam disikapi secara antusias oleh para pemimpin dunia, karena untuk saat ini satu-satunya solusi perdamaian di Palestina adalah solusi dua negara. Bahkan Presiden RI dengan tegas mengatakan, “Ente akui Palestina, kita akui ente”. Sekjen PBB mengatakan bagi yang tidak setuju two-state solution
silahkan kasih alternative solusi.

Dalam KTT OKI minggu lalu di Doha, isu two-state solution juga mengemuka, semua negara setuju, kecuali Iran. Iran bersikeras “tidak ada yang namanya negara Israel.”

Isu satu lagi yang tidak disetujui dan itu sangat disayangkan adalah seruan Presiden Mesir untuk membentuk kerjasama pertahanan negara OKI seperti NATO. Menariknya, pihak yang getol menolak adalah Qatar dan UEA. Penolakan dengan berbagai pertimbangan, salah satunya siapa yang akan jadi pemimpin, Arab Saudi merasa paling berhak menjadi pemimpin, sementara Mesir merasa dirinya lebih berhak karena memiliki kekuatan militer paling besar di kawasan, dengan pengalaman perang yang tidak bisa diremehkan. Sementara beberapa pihak lain yang setuju, memberikan syarat hanya NATO Arab, bukan NATO Islam, sehingga Iran dan Turki tidak boleh ikutan.

Akhirnya Presiden Al Sisi pulang dengan wajah kecewa, NATO OKI yang diharapkan menjadi aliansi pembela Palestina, malah menjadi No Action Talk Only!

(Saief Alemdar)

Komentar