Penduduk Gaza membuktikan bahwa mereka adalah teladan keteguhan

Baru saja aku meminta bantuan Grok untuk mentadabburi ayat ke 25 Surah Al-Ahzab dan dihubungkan dengan kondisi Gaza terkini.

Ayat ini berbunyi:


وَرَدَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِغَيۡظِهِمۡ لَمۡ يَنَالُواْ خَيۡرٗاۚ وَكَفَى ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلۡقِتَالَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزٗا

“Dan Allah menghalau orang-orang kafir itu yang penuh kejengkelan, (karena) mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”

  • Ayat ini mengisahkan akhir dari Perang Al-Ahzab (Khandaq), di mana kaum kafir dan munafik mengepung Madinah dari segala penjuru dan hampir membinasakan orang-orang mukmin. Namun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghalau kaum kafir tersebut “yang penuh kejengkelan” – yakni kemarahan dan kekecewaan mereka – tanpa mereka memperoleh kebaikan atau keuntungan sedikit pun.
  • Allah mencukupkan pertempuran bagi orang-orang mukmin melalui takdir ilahi-Nya, dengan mengirimkan angin topan, malaikat, dan perselisihan di antara musuh, hingga mereka mundur dalam keadaan tercela.
  • Ayat ini adalah pengingat akan Sunnatullah: Kekuatan sejati bukanlah pada jumlah atau senjata, melainkan pada iman dan kesabaran, dan bahwa Allah “Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (Qawiyyan ‘Aziza) yang mampu menyelamatkan kaum yang tertindas di saat-saat paling sulit.

Hari ini, 4 Oktober 2025, ayat ini terwujud dalam kondisi Gaza sebagai cermin hidup dari Sunnatullah dalam tauhid dan jihad.

  • Gaza, yang telah menjadi simbol ketahanan global, menghadapi pengepungan mencekik yang menyerupai pengepungan Al-Ahzab: Serangan darat besar-besaran di Kota Gaza sejak Agustus 2025 (Operasi “Kereta Gideon Kedua”), dengan pengeboman harian yang menewaskan puluhan, pengungsian paksa ratusan ribu, dan kelaparan yang disengaja yang merenggut nyawa ribuan anak-anak dan orang sakit.
  • Statistik resmi mengungkapkan bencana: lebih dari 66.000 martir Palestina sejak 7 Oktober 2023, dan 168.000 terluka, dengan 92% sekolah hancur dan sistem kesehatan yang ambruk.
  • PBB menggambarkan situasi tersebut sebagai “bencana”, dengan kelaparan tingkat IPC Tahap 5 di Gaza, dan lebih dari setengah juta orang berada dalam kondisi nakba (malapetaka) penuh.

Poin-poin tadabbur:

  1. Ditolaknya Orang-Orang Kafir dengan Penuh Kejengkelan: Frustrasi Agresi Israel.
    Dalam ayat tersebut, kaum kafir tidak memperoleh “kebaikan” (khayran) meskipun unggul dalam jumlah dan militer; sebaliknya, mereka dihalau dengan tercela, penuh kejengkelan dan kekecewaan. Gaza hari ini menyaksikan Sunnatullah yang sama: Pendudukan Israel, dengan segala kekuatannya, menghadapi frustrasi yang meningkat. Meskipun kemajuan di Kota Gaza, mereka gagal melenyapkan perlawanan, dan pengepungan yang berkepanjangan telah menyebabkan rencana militer mereka berulang kali gagal, disertai kerugian besar di pihak mereka menurut laporan PBB.

Pernyataan Israel – seperti ancaman Menteri Pertahanan yang mengklasifikasikan warga sipil sebagai “teroris” – mencerminkan kejengkelan dan keputusasaan, sementara kecaman global terus meningkat, dengan laporan PBB yang menggambarkan operasi tersebut sebagai “genosida”, dan negara-negara seperti Prancis dan Spanyol mengakui Negara Palestina. Penolakan ilahi ini mengungkap kepalsuan kekuatan materi; pendudukan membangun “kontrol permanen” atas 75% Gaza, namun menuai isolasi internasional dan kehancuran moral.

  1. Allah Mencukupkan Pertempuran bagi Orang-Orang Mukmin: Ketahanan dan Masa Depan yang Cerah.
    Bagian kedua dari ayat tersebut memberi kabar gembira bahwa Allah akan mencukupkan pertempuran bagi orang-orang mukmin melalui takdir-Nya, bukan hanya dengan kekuatan mereka sendiri. Penduduk Gaza, seperti orang-orang mukmin di Khandaq, berjuang dengan iman dan kesabaran mereka meskipun menghadapi kelaparan, ketakutan, dan kekurangan; mereka dijanjikan kemenangan seperti yang dijanjikan kepada orang-orang yang sabar dalam Al-Qur’an:
    وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ
    “Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
    (Al-Baqarah: 155).

Hari ini, dengan persetujuan Hms terhadap rencana gencatan senjata dan pembebasan tawanan dengan imbalan penarikan total, sebuah masa depan yang cerah mulai terlihat – sebuah rencana yang dipuji secara internasional sebagai “langkah bersejarah menuju perdamaian”, dengan dukungan dari Qatar, Turki, dan Mesir.

Takdir ilahi ini datang setelah kesulitan yang paling parah, sebagaimana firman-Nya:
حَتَّىٰٓ إِذَا ٱسۡتَيۡـَٔسَ ٱلرُّسُلُ… جَآءَهُمۡ نَصۡرُنَا
“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan umatnya) … datanglah kepada mereka pertolongan Kami.”)
(Yusuf: 110).

Perlawanan Palestina, dengan keteguhannya, telah memaksa dunia untuk bertindak, dan telah mengungkap pengabaian dari sebagian penguasa, tetapi telah membangkitkan kesadaran rakyat – dari Yaman hingga Eropa – untuk membela perjuangan tersebut.

  1. Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa: Pelajaran Terbesar bagi Umat.
    Ayat ini diakhiri dengan penegasan kekuasaan Allah, Dialah yang mengatur urusan dan memuliakan orang-orang mukmin. Gaza tidak sendirian; ia adalah ujian bagi seluruh Umat, seperti dalam Perang Al-Ahzab, di mana Allah membedakan orang-orang yang teguh.

Hari ini, sementara pengeboman berlanjut dan perdamaian bergantung pada sehelai benang tipis, janji ilahi tetap berlaku:
إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu.”
(Muhammad: 7)

Penduduk Gaza membuktikan bahwa mereka adalah teladan keteguhan, dan kita diundang untuk mendukung – dengan doa, boikot, tekanan rakyat, atau dukungan kemanusiaan – karena kemenangan adalah bagi orang-orang yang sabar, dan kemudahan akan datang setelah kesulitan.

Ya Allah, cukupkanlah dariMu serangan musuh atas penduduk Gaza, halaulah orang-orang kafir dengan penuh kejengkelan, dan menangkanlah siapa pun yang menolong mereka. Amiin.

(Ustadz Ihsanul Faruqi)

Komentar