Penanganan Banjir di China, Sistem Komando Satu Pusat, Pemulihan Cepat Tanpa Drama

✍🏻Erizeli Jely Bandaro

Di China, bencana banjir bukan sekadar “kejadian alam”—itu dianggap ancaman terhadap stabilitas nasional. Karena itu, responsnya selalu cepat, terukur, dan langsung menyentuh level tertinggi pemerintahan.

1. Sistem Komando Satu Pusat

    Begitu banjir besar terjadi, State Flood Control and Drought Relief Headquarters (SFCDRH) langsung aktif. Unit ini berada di bawah Dewan Negara (State Council) — setara “Kementerian Taktikal” untuk bencana air.

    Mekanismenya sebagai berikut

    • Komando Pusat langsung memberi instruksi ke provinsi dan kota.
    • Tidak ada rapat berhari-hari, tidak ada koordinasi antar-lembaga yang tumpang tindih.
    • Satu komando, satu jalur, satu keputusan — top-down dan wajib dipatuhi.

    Di China, bencana bukan urusan retorika:. Itu urusan “perintah mengamankan idiologi”

    2. Pasukan Dikerahkan Maksimal dalam Hitungan Jam

      Ketika banjir melanda Henan, Sichuan, atau Hubei, pemerintah China biasanya mengerahkan:

      • PLA (People’s Liberation Army)
      • Armed Police Corps
      • Militia Reserves
      • Fire and Rescue Brigade

      Semua dengan status Level I Emergency Response — level tertinggi.

      Yang dilakukan mereka adalah :

      • Perahu evakuasi diterbangkan dengan pesawat angkut Y-20.
      • Helikopter Z-20 dikerahkan untuk penyelamatan atap-ke-atap.
      • Kendaraan amfibi dan drone pemetaan dilepas untuk mendeteksi korban.
      • Unit medis lapangan dibangun dalam waktu kurang dari 24 jam.

      Semua bergerak sebelum ada konferensi pers.
      Evakuasi dulu, bicara nanti.

      3. Data Real Time, Radar Cuaca, dan Hidrologi

        China memiliki jaringan sistem peringatan banjir paling masif di dunia:

        • 60.000 titik sensor hidrologi
        • Satelit Gaofen untuk pemetaan air
        • Radar cuaca S-band
        • Model AI prediksi aliran sungai Yangtze & Huai River

        Akibatnya mitigate efektif :

        • Ketika curah hujan ekstrem terdeteksi, peringatan Level Merah dikirim ke ponsel warga dalam hitungan detik.
        • Bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges Dam) mengubah volume pelepasan air dalam hitungan menit, bukan jam.
        • Kota-kota besar menutup subway dan mal sebelum banjir mencapai permukaan.

        Teknologi dipakai bukan untuk propaganda, tapi untuk mengunci kerugian sedekat mungkin ke nol.

        4. Evakuasi Massal Tanpa Drama

          Satu hal yang sering dikagumi dunia adalah:
          evakuasi di China berlangsung teratur seperti latihan militer. Ini bukan kebetulan.
          Setiap desa, kecamatan, dan kota punya:

          • Peta risiko banjir tahunan
          • Rute evakuasi wajib
          • Posko logistik permanen
          • Latihan evakuasi publik setiap tahun

          Ketika banjir datang ? Warga langsung bergerak ke titik aman paling dekat. Petugas desa mengabsen warga untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Lansia dan anak-anak selalu didahulukan, didampingi petugas. Tidak ada warga yang bingung harus ke mana. Tidak ada debat soal titik kumpul. Semua sudah terlatih seperti prosedur kebakaran di gedung perkantoran.

          5. Transparansi Lapangan, Bukan Konferensi Pers

            Pejabat China datang ke lokasi bencana bukan untuk pidato, tetapi untuk:

            • memimpin koordinasi lapangan,
            • memeriksa tanggul,
            • memastikan logistik tiba,
            • dan menegur aparat yang bergerak lambat.

            Dokumentasi dilakukan oleh jurnalis negara, tetapi fokusnya pekerjaan nyata, seperti:

            • bulldozer membersihkan lumpur,
            • tim penyelamat mengangkat korban,
            • teknisi listrik memulihkan jaringan.

            Bukan sesi foto dengan pose “menunjuk tanah” sambil memegang HT.

            6. Penindakan: Bukan Investigasi Kosmetik

              Ketika banjir disebabkan oleh aktivitas ilegal seperti:

              • penebangan hutan,
              • tambang ilegal,
              • pelanggaran tata ruang,

              China langsung:

              • Memecat pejabat kabupaten/kota,
              • Menangkap operator tambang ilegal,
              • Membongkar jaringan korupsi,
              • Menurunkan tim disiplin partai untuk audit penuh.

              Dalam kasus banjir di Henan (2021): 89 pejabat dan pengusaha dihukum, sebagian besar dihukum mati. Dokumen audit dipublikasikan. Tidak ada istilah “akan investigasi.” Pertanyaan pertama mereka selalu “ Siapa yang bertanggung jawab, dan apakah dia sudah ditahan?”

              7. Pemulihan Cepat: 7 Hari untuk Fasilitas Dasar

                Setelah banjir surut, China langsung:

                • Menyambung listrik dan air dalam 48 jam.
                • Memperbaiki jalan utama dalam 72 jam.
                • Mengirim bantuan medis massal.
                • Memberi kompensasi tunai untuk rumah rusak.
                • Mengaktifkan skema asuransi bencana yang dikelola negara.

                Dalam banyak kasus, warga sudah kembali ke rumah dalam waktu kurang dari seminggu.

                Kenapa China Bisa Cepat? Karena di china elit nya engga punya saham di konsesi HTI dan tambang. Tokoh agamanya engga main tambang. Bencana itu fakta adanya moral hazard, maka yang dilakukan bukan retorika akan investigasi tapi langsung tangkap semua pihak yang terkait. Ringan kesalahan hukum kerja paksa dan dimiskinkan. Kesalahan berat, kirim ke Tuhan, terserah Tuhan gimana ngadilinya.

                Komentar