NU, Tambang & Zionis
Oleh: Tere liye
Saya love sekali dengan NU. Pun Muhammadiyah. Apa buktinya? Saya memasukkan kisah berdirinya organisasi ini di novel saya. Saya jadikan dialog, biar pembaca tidak merasa sedang digurui, sedang baca sejarah. Itu tuh bukti cinta yang tidak main-main. Tidak percaya? Silahkan kamu buat buku setebal 500 halaman, yaang dibaca jutaan orang. Nanti baru paham itu tidak main-main.
Saaya love sekali dengan dua organisasi ini. Respek. Maka senyinyir apapun saya dengan pengurus-pengurusnya, saya tidak akan menurunkan level respek saya ke organisasinya. Sekesal apapun dengan “anggota-anggota”-nya, yang bertingkah, saya tidak akan menurunkan cinta saya ke dua organisasi ini. Jelek-jelek gini, saya itu mengunjungi buanyak ponpes-ponpes NU, Muhammadiyah. Bukan cuma satu-dua, buanyaaak.
Maka, minggu-minggu ini, saya sedih bukan kepalang menyaksikan internal NU bertengkar. Dan lebih sedih lagi, berdenting di kepala saya, jangan-jangan, mereka bertengkar gara-gara tambang.
Di permukaan yang kelihatan masalah laknatullah zionis israel, tapi itu kan yang terlihat, di bawahnya, entah apa sesungguhnya sumber masalahnya? Heh, kalian beda pendapat gara-gara apa? Apa yang membuat kalian jadi segitunya?
NU itu besaaar sekali. Tidakkah kalian menyadarinya? Kalian itu lebih tua dibanding NKRI. Kalian lebih besar dibanding posisi-posisi jabatan di negeri ini. Dulu, kalian itu adalah mercu suar, berdiri di jalan kebenaran. Jangan sampai kalian bertengkar gara-gara tambang, astagfirullah, ya Rabbi, astagfirullahalaziiim….
NU itu seharusnya adalah penunjuk jalan, bukan yang ditunjukkan jalannya. NU itu seharusnya pelita penerang, bukan yang dikasih minyak, sumbu, apalagi tambang. Kalian itu yang ‘menjewer’ politisi-politisi, bukan malah caper, menjilati politisi.
Ini betulan ribut-ribut gara tambang?
Saya jelas tidak suka dengan Ketum PBNU sekarang. Dia ini ngasih tempat dan waktu ke zionis-zionis untuk bicara. Tapi saya lebih tidak suka lagi lihat NU begini. Ribut-ribut. Drama memecat sana, memecat sini. Astagfirullah.
Semoga masih banyak orang-orang NU yang betulan cinta pada organisasi ini. Tidak melupakan cita-cita pendirinya. Entah apa komentar Pak Yayi Hasyim Asy’ari jika dia tahu penerusnya berantem betulan gara-gara tambang.
(TERE LIYE)







Komentar