Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mendorong Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menyalurkan dana tambahan sebesar Rp50 triliun ke Indonesia Investment Authority (INA). Menurutnya, langkah ini dapat memperkuat sumber pembiayaan jangka panjang dan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional.
Hal itu disampaikan Luhut dalam acara “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth” di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10).
“Saya sudah bicara dengan Menteri Keuangan. Saya ingin setiap tahun ada suntikan dana ke INA. Itu sovereign wealth fund kita,” ujar Luhut.
Leverage Besar dari Dana Mengendap
Luhut menilai, masih ada potensi besar dari dana pemerintah yang belum dimanfaatkan maksimal. Ia merujuk pada saldo anggaran lebih (SAL) di Bank Indonesia yang saat ini mencapai sekitar Rp491 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp200 triliun sudah ditempatkan di perbankan nasional atas inisiatif Purbaya.
“Kalau Rp50 triliun disalurkan ke INA tiap tahun, dana itu bisa dilipatgandakan menjadi Rp1.000 triliun dalam lima tahun ke depan. Ini angka yang luar biasa besar,” tegas Luhut optimistis.
Sejalan dengan Strategi Purbaya
Luhut juga memuji langkah Purbaya yang telah menyalurkan dana Rp200 triliun ke lima bank BUMN untuk mendorong kredit sektor riil. Menurutnya, kebijakan tersebut telah menunjukkan hasil meski efeknya tidak bisa langsung terasa.
“Pendekatan Menteri Keuangan yang baru ini bagus. Beliau menaruh dana di perbankan agar pasar bergerak. Tentu butuh waktu, ini bukan seperti makan cabai langsung terasa pedas,” ujar Luhut sambil berkelakar.
Ia menilai langkah tersebut sejalan dengan kebijakan ekspansi likuiditas yang dibutuhkan saat ini, mengingat uang beredar (M0) di pasar dinilai masih terlalu ketat.
INA dan Danantara Jadi Dua Mesin Ekonomi
Selain INA, Luhut menyoroti peran Danantara, lembaga pengelola dividen BUMN yang berfungsi untuk berinvestasi secara mandiri.
Menurutnya, kedua lembaga ini bisa menjadi “dua mesin pertumbuhan ekonomi” yang saling melengkapi.
“Kalau INA disuntik dari SAL dan Danantara mengelola dividen BUMN, kita akan punya dua mesin penggerak ekonomi yang luar biasa,” ujar Luhut.
Langkah tersebut, tambahnya, diharapkan dapat membantu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam beberapa tahun mendatang.







Komentar