MORALITAS POLITIK PRABOWO
Oleh: Buni Yani
Saya keluar penjara Gunung Sindur pada 2 Januari 2020. Tidak lama kemudian Prabowo bergabung dengan rezim Jokowi yang kita lawan pada Pemilu 2019. Prabowo jadi Menhan. Kata para loyalisnya, Prabowo akan berjuang dari dalam.
Kita kira setelah Prabowo bergabung dengan Jokowi, yang akan “berjuang dari dalam”, lalu tidak akan ada lagi kriminalisasi dan penangkapan aktivis, terutama aktivis Islam. Ternyata kita salah. Penangkapan terus terjadi sampai 2024.
Lalu apa gunanya Prabowo bergabung dengan rezim Jokowi yang zalim kalau tidak ada perubahan dan tidak bisa melindungi para pendukung dan simpatisannya?
Tahun 2024 Prabowo jadi presiden dengan penuh kecurangan yang dibuat Jokowi. Tapi para aktivis dan mantan pendukungnya pada Pemilu 2019 mencoba memahami ini dan mencoba menerima kenyataan.
Mereka mendukung Prabowo dengan harapan Prabowo menjauh dari Jokowi. Mereka berharap Jokowi segera diadili dan Gibran dimakzulkan.
Tetapi setelah lebih dari setahun, harapan itu tak kunjung terwujud. Justru sekarang Prabowo membiarkan kriminalisasi terhadap Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauzia Tyassuma, dan lima aktivis Islam lainnya.
Karena hal ini, tak heran sekarang semakin banyak orang mengungkit kecurangan pada Pemilu 2019. Sesuatu yang lahir dari kebathilan tak mungkin bisa melahirkan kebaikan.
Indonesia semakin gelap.
(fb)







Komentar