Mengapa dalam pandangan sebagian kelompok Salafy dan seluruh pendukung Zionis, Hamas dituduh mengorbankan rakyat sipil Gaza?
Saya menjawab pertanyaan Yuda Ihza Mulyanur (ss di atas) karena beberapa ybs menanyakan soal strategi HAMAS yang dianggap mengorbankan rakyat sipil.
Saya menemukan pola pertanyaan yang tendensius ini sesuai judul, setidaknya terdapat dua cluster yang paling dominan baik di Indonesia dan di luar negeri, yaitu terjadi pada “cluster salafy” dan “cluster Zionis” maupun “pro Zionis”. Data-data ini pernah saya buktikan pada postingan-postingan beberapa bulan lalu.
Kembali ke pertanyaan, berikut ini jawabannya:
Dalam pandangan orang yang berpikir normal dan rasional, tuduhan itu sama sekali tidak masuk akal.
Kenapa?
Jatuhnya korban jiwa sipil di Gaza adalah fakta, itu benar. Tetapi menyimpulkan bahwa Hamas yang mengorbankan rakyatnya sendiri adalah bentuk logika kebencian yang menyalahi nalar.
Sepanjang sejarah, setiap perang pasti menelan korban sipil, ini fakta. Tidak ada satu pun perang yang bersih dari darah warga tak bersenjata.
Ambil contoh perang 10 November 1945 di Surabaya, setelah pejuang Indonesia menyerang tentara Inggris, sekitar 20.000 warga sipil gugur setelah tentara Inggris menyerang Surabaya.
Namun tidak ada satu pun sejarawan yang menulis bahwa “pejuang Indonesia mengorbankan rakyatnya sendiri.”
Realitas di Gaza pun sesederhana itu.
Hamas adalah pihak yang melakukan perlawanan terhadap “penjajahan”, sedangkan penjajah Israel-lah yang melanggar hukum internasional dengan menyerang zona perlindungan sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, dan fasilitas kemanusiaan lainnya.
Dalam perang darat (berhadap-hadapan), laporan-laporan independen justru menunjukkan bahwa yang gugur adalah para pejuang, bukan warga sipil. Maka menuduh Hamas sebagai pihak yang mengorbankan rakyat Gaza dan bersembunyi di gorong-gorong bukanlah argumentasi logis, melainkan pembalikan moral, cara licik untuk menutupi siapa sebenarnya yang seharusnya bertanggung jawab.
Adapun korban jiwa sipil yang dibunuh oleh Israel, dunia hari ini sepakat menggunakan diksi “genosida”, karena faktanya memang demikian.
Mereka bukan korban dari strategi Hamas, melainkan korban dari serangan brutal Israel yang menargetkan tempat-tempat yang seharusnya dilindungi oleh hukum internasional.
Mereka terbunuh di rumah sakit.
Mereka terbunuh di kamp pengungsian.
Mereka terbunuh di zona-zona perlindungan sipil yang secara tegas dilarang menjadi target militer.
Jadi bukan Hamas yang menjadikan rakyat Gaza sebagai korban. Yang membunuh rakyat Gaza adalah pihak yang menjatuhkan bom di atas kepala mereka, Israel, dengan dukungan diam dunia yang pura-pura buta, dan didukung oleh narasi jahat kepada para pejuang.
(Kang Irvan Noviandana)









Komentar