Mengapa MBG harus mengorbankan guru?

Mengapa harus mengorbankan guru? Mengapa bukan Presiden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, DPD, dan menteri-menteri yang makan dulu? Kalian yang menghidangkan ini untuk anak-anak Indonesia!

Ketua MBG juga tidak pernah saya lihat mencicipi makanan yang mereka hidangkan untuk anak-anak Indonesia. Demi Tuhan! Ini makanan untuk anak-anak Indonesia! Sekali lagi, untuk masa depan negeri ini!

Kalian ketika membuat program ini menjualnya sebagai hal yang akan bikin anak-anak sehat, tidak stunting, akan jadi generasi yang pintar! Wamen Stella bilang program ini akan bikin anak-anak pintar Matematika dan Bahasa Inggris. Pernahkah Stella makan MBG ini di depan publik? Pernah?

Kalau tidak pernah, mengapa? Tidak enak? Takut keracunan? Ini yang kalian hidangkan untuk anak-anak Indonesia?

Jangan korbankan guru-guru yang sudah bersusah payah. Ketika membuat program ini, guru-guru, sekolah, orangtua murid, orang-orang di pemerintahan daerah yang tahu persis wilayahnya, tidak kalian libatkan kan? Mengapa? Takut dikorupsi? Apa sekarang tidak ada korupsi?

Awal-awal kemarin masih ada keterbukaan siapa yang mengelola SPPG. Sekarang ini, keterbukaan itu hilang! Ketika itu (Maret 2025) hanya ada 300 lebih penyedia SPPG — sebagian besar yayasan-yayasan yang sebenarnya tidak boleh berbisnis. Sekarang sudah ada 5000 lebih dan akan menjadi 8000 di bulan depan. Duit yang dialirkan ratusan trilyun. Apakah ada manfaatnya untuk ekonomi lokal?

Mengapa justru militer sekarang yang tanam sayur, ternak ayam, piara kambing, bikin kolam ikan? Katanya untuk ketahanan pangan dan mendukung MBG. Kenapa? Kenapa hanya orang itu-itu saja yang terlibat — tapi tidak pernah diumumkan secara transparan?

Pemerintahan ini benar-benar hanya untuk segelintir orang. Kemudian songongnya luar biasa. Tapi sudahlah. Rakyat sudah lebih tahu. Mereka yang membayar MBG ini lewat pajak mereka.

Permintaan saya cuman satu: Makan makanan yang kalian sajikan untuk anak-anak Indonesia itu. Kalian yang pertama kali harus mencobanya. Telanlah kalau tidak enak. Tahanlah kalau itu bikin kalian mencret atau muntaber! Jangan minta guru-guru untuk mencicipi. Itu bukan tugas mereka dan mereka sama sekali tidak dilibatkan. Jangan minta para guru bertanggungjawab atas hal yang bukan pekerjaan mereka!

(✍️Made Supriatma)

Komentar