Mantan Pimpinan KPK Saut Situmorang menyatakan salah satu unsur korupsi ‘mens rea (niat jahat)’ dalam kasus kereta cepat sudah terlihat jelas salah satunya dari bunga utang 0,1% yang ditawarkan Jepang tapi malah memilih Cina dengan bunga 2%.
“0,1 persen menjadi 2 persen itu aja sudah ada niat jahat,” kata mantan pimpinan KPK, Saut Situmorang dikutip dari YouTube Nusantara TV, Kamis, 30 Oktober 2025.

Saut juga menananggapi pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh sudah busuk dari awal.
Sebagai pejabat yang ikut mengurusi Whoosh bahkan sebagai penanggungjawab utama, Luhut seharusnya mengungkap sejak awal proyek ambisi mantan Presiden Joko Widodo itu.
“Dia enggak bisa bilang (Whoosh) busuk di tengah jalan, dari awal sebenarnya sudah diperkirakan, karena dia harus bertanggungjawab, kan Luhut jabatannya paling banyak dari infrastruktur dampai investasi di tangan dia,” kata Saut.
Di era pemerintahan Jokowi, Luhut dikenal sebagai menteri segala urusan karena banyak mengemban jabatan strategis, termasuk sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi (Marinves).
Maka dari itu, Saut heran Luhut baru bicara kebobrokan Whoosh di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto seperti sekarang.
“Dari awal sebenarnya sudah bisa diperkirakan karena dia harus bertanggung jawab. (Sektor) Investasi ada di tangah dia (Luhut),” jelas Saut.
Saut menyebut ada 10 orang yang harus diperiksa dalam kasus dugaan korupsi kereta cepat, terutama Jokowi dan Luhut Binsar Panjaitan.
SIMAK SELENGKAPNYA VIDEO DI BAWAH (Said Didu dan Saut Situmorang):







Komentar