LUPAKAN Komite Reformasi Polri, Jeruk Makan Jeruk

✍🏻Jlitheng Suparman

Setelah setahun menjabat, terbaru kebijakannya soal reformasi polri, semakin membuktikan bahwa Prabowo bukan tipe pemimpin berpikir strategis-konseptual. Nyaris setiap langkah dan kebijakannya total pencitraan 11-12 dengan Mulyono.

Reformasi levelnya satu strip di bawah revolusi. Membongkar, menata ulang agak radikal. Reformasi Polri semestinya dimulai dari mengganti orang-orang yang berada di jajaran top struktur institusi polri. Ingat pepatah “ikan membusuk dimulai dari kepala”.

Reformasi polri dengan tetap mempertahankan pucuk pimpinan dan jajaran petingginya sama saja bohong. Mereka yang menjadi bagian dari masalah disuruh menyelesaikan masalah, mana mungkin?

Reformasi polri dengan tetap mempertahankan Kapolri Listyo Sigit dan memasukkannya ke dalam Komisi Reformasi sama artinya membersihkan lantai dengan sapu kotor, mau bersih dari mana?

Dari komposisi 10 anggota komisi, sebagian di antaranya: 3 mantan Kapolri, 1 mantan Wakapolri, dan 1 Kapolri aktif Listyo Sigid. 50% anggota komisi berasal dari “bagian dari masalah”. Jeruk makan jeruk?

Konon Prabowo seorang pembaca buku. Semestinya lebih cerdas, lebih filosofis, lebih konseptual dalam berpikir. Tapi realitasnya kok lebih kuat kesan pikirannya sedemikian tumpul, kenapa?

#tengik

Komentar