Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh, yang dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Dalam penyelidikan awal, KPK menemukan indikasi bahwa sejumlah lahan milik negara dijual kembali kepada negara dengan harga tidak wajar.
Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, mengungkapkan adanya praktik jual beli tanah yang semestinya tidak perlu terjadi.
“Ada oknum-oknum yang menjual tanah milik negara kembali kepada negara. Padahal seharusnya tidak boleh ada pembayaran untuk lahan yang sudah menjadi aset negara,” ujar Asep di Gedung Merah Putih KPK, Senin (10/11/2025).
Menurut Asep, sebagian tanah yang digunakan untuk proyek Whoosh diduga dijual dengan harga lebih tinggi dari nilai pasar. Beberapa bahkan bukan tanah pribadi, melainkan kawasan negara seperti lahan hutan yang semestinya bisa dikonversi tanpa transaksi uang.
“Kalau pun kawasan hutan, bisa dilakukan konversi lahan, bukan pembelian,” jelasnya.
KPK kini menelusuri seluruh proses pengadaan lahan untuk proyek tersebut. Asep menegaskan bahwa lembaganya tidak akan mempersoalkan pembayaran yang dilakukan secara wajar dan sesuai ketentuan.
“Namun jika ditemukan pembayaran yang tidak wajar, ada mark up, atau tanahnya bukan milik pihak yang menjual, kami akan proses. Uang negara yang keluar tidak semestinya harus dikembalikan,” tegasnya.
Dugaan Mark Up dan Perbandingan Biaya
Kasus ini mencuat setelah Mahfud MD, mantan Menko Polhukam, mengungkap dugaan penggelembungan anggaran (mark up) proyek Whoosh lewat kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025.
Mahfud menyebut, berdasarkan perhitungan tim Indonesia, biaya pembangunan kereta cepat di Indonesia mencapai USD 52 juta per kilometer, sementara di China hanya sekitar USD 17–18 juta per kilometer.
“Biayanya naik tiga kali lipat. Uangnya ke mana? Ini harus diselidiki,” kata Mahfud.
Menanggapi hal itu, KPK telah meminta Mahfud untuk menyampaikan laporan resmi pada 16 Oktober 2025. Ia pun memenuhi panggilan lembaga antirasuah tersebut pada 26 Oktober 2025 untuk memberikan keterangan lebih lanjut.
KPK kemudian mengumumkan bahwa penyelidikan atas dugaan korupsi proyek Whoosh sudah dimulai sejak awal tahun 2025.
Proyek Nasional Bernilai Besar
Proyek kereta cepat Jakarta–Bandung merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diklaim menjadi simbol modernisasi transportasi di Indonesia. Namun, sejak awal pelaksanaannya, proyek ini kerap disorot karena pembengkakan biaya, pengadaan lahan bermasalah, dan transparansi anggaran yang minim.
Kini, dengan temuan KPK bahwa “negara membeli tanahnya sendiri”, publik menuntut agar proses hukum berjalan transparan dan tuntas.







Komentar