Komentar di status Dahlan Iskan

Komentar ini saya dapatkan di status pak Dahlan Iskan hari ini.

Saya menilai ini komen yang hanya mengedepankan emosi, tanpa memerhatikan akal sehat dan fakta di lapangan.

Kenapa di kantor-kantor, mall-mall dan pusat kegiatan publik lainnya tersedia Masjid/Mushalla tapi tidak ada tempat ibadah agama lain?

Jawabannya adalah:

  1. Islam mewajibkan umatnya untuk mendirikan shalat 5 waktu. Dari lima waktu tersebut, minimal ada 2 waktu yang akan dilaksanakan ketika masih waktu bekerja, yaitu Zhuhur dan Ashar. Bahkan kadang Maghrib dan Isya masih di kantor pada saat-saat tertentu. Melaksanakan shalat di tempat kerja masing-masing akan mengganggu aktivitas pekerjaan, sehingga perlu diadakan tempat khusus untuk mengakomodirnya, sehingga bisa dilaksanakan secara tertib dan teratur.
  2. Ada ibadah Shalat Jumat yang diwajibkan bagi lelaki muslim, dan itu masih kerja. Ibadah Jumat diadakan secara jamaah dan bukan individual, sehingga perlu disediakan tempat khusus untuk itu, sesuai dengan semangat UUD 45 yang menjamin kebebasan melaksanakan agama masing-masing.

Bahkan saya sering menemukan, bahwa fasilitas ibadah buat umat Islam di fasilitas publik kadang tidak memadai, sehingga harus antri panjang ketika akan memakainya. Tapi saya hampir tidak menemukan muslim yang mengeluhkannya, padahal jelas mereka adalah Mayoritas.

Sekarang, apa urgensi membuat tempat ibadah agama lain?
Apa agama lain ada ibadah rutin harian seperti umat Islam?
Agama Nasrani ada ibadah mingguan, tapi itu hari libur. Memang ada yang mau mengadakan kebaktian di kantor yang kadang jauh jaraknya dari rumah?
Terus kalau dibuat Pura, Kelenteng, buat apa? Berapa orang karyawan yang akan beribadah harian di situ?

Jadi membuat rumah ibadah agama lain itu hanya pemborosan anggaran, karena jelas Tidak Akan Terpakai Maksimal, bahkan hanya akan jadi tempat kosong yang tidak terurus.

Adil itu bukan menyamaratakan dalam pemberian fasilitas.

Adil itu adalah memberikan fasilitas sesuai kebutuhan.

Jadi, agar tidak berisik tak menentu, jangan pernah melepaskan akal sehat!

(Danni Nursalim Harun)

Komentar