Ketika motivator ternama menasehati agar kita cuma peduli dengan urusan diri sendiri…

Baru buka apl biru ini,.
Langsung ketemu postingan seorang motivator dan coach yang pengikutnya sudah banyak, centang biru lagi🙏🏻

Beliau insyaallah cukup terkenal, banyak diikuti para pengusaha Indonesia, saya mengikutinya sudah lama sekali mungkin hampir 10 tahunan,.
*Walau tidak pernah bertemu didunia nyata.

Tapi izin ya Coach saya tidak setuju dan izin menulis,.
Ini hanya pemikiran saya juga yang mungkin beda statemen. (Dengan nada dering sopan)

Karna saya takut semakin banyak orang yang memilih apatis jika tdk ada yang mau menuliskan hal ini

Kalimatnya memang terkesan ringan dan sederhana,.
“Fokus saja pada diri sendiri, tak usah ikut bicara soal korupsi kuota haji, kenaikan PBB, gaji DPR, atau pajak musik.”

Sekilas terdengar menenangkan, tapi kalau semua orang memilih diam, bukankah itu justru membuka jalan semakin luas bagi ketidakadilan? Kalau bukan kita yang bersuara, lalu siapa lagi? Atau jangan-jangan yang diam sebenarnya ikut melanggengkan keadaan ini?

Rasulullah ﷺ mengingatkan kita:
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).

Artinya, sekecil apapun peran kita meski hanya sekadar menyuarakan keresahan di ruang publik itu tetap bernilai. Ulama pun menegaskan: “Salah satu bentuk jihad yang paling utama adalah berkata benar di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi).

Maka, peduli terhadap isu bangsa bukan berarti kita melupakan urusan pribadi. Justru inilah wujud iman sosial: menjaga agar kebijakan publik tidak terus menyakiti rakyat kecil. Diam mungkin terlihat aman, tapi pada hakikatnya, diam di hadapan ketidakadilan adalah bentuk persetujuan terselubung.

Bangsa ini tidak butuh generasi yang apatis, tapi butuh suara-suara yang berani. Karena sekecil apapun suara kita, ia bisa menjadi pengingat, penyeimbang, dan penyemangat agar kebenaran tetap hidup.

Jangan remehkan suara kecil. Karena dari suara-suara kecil yang peduli, lahir perubahan besar untuk negeri.

Semoga Allah selalu memberikan kita keberanian untuk berkata benar, kekuatan untuk menjaga keadilan, dan keteguhan hati agar tidak menjadi bagian dari orang-orang yang memilih diam di hadapan kezhaliman.

Salam sayang,.
Anna Mahnan

NB: *Kalau memang memilih diam, silakan saja.
Itu hak setiap orang. Tapi jangan sampai orang yang memilih diam justru ikut bersuara untuk membungkam orang lain yang peduli.
Diamlah dengan tenang, tapi jangan ajak-ajak orang lain untuk ikut diam. Karena tidak semua orang sanggup memalingkan wajah dari ketidakadilan🙏🏻

Komentar