Keras Tolak PT Sokoria Geothermal Indonesia, Pemuda Ini Meninggal

Kupang – Yosephine Dwi Sutrisna Fransisca (45), seorang aktivis lingkungan yang aktif menentang pembangunan proyek panas bumi (geotermal) di kawasan Hutan Lindung Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, ditemukan meninggal dunia dengan cara yang dianggap janggal pada Selasa (3/9/2024). Pihak keluarga meminta kepolisian mengusut tuntas penyebab kematiannya.

Jenazah Yosephine ditemukan tergantung di kediamannya, Jalan Transflores, Kecamatan Ruteng. Ia dikenal sebagai Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Poco Leok (JMPPL), kelompok yang konsisten menolak rencana eksploitasi geotermal oleh PT Sokoria Geothermal Indonesia (SGI).

Saudarinya, Maria Yuliana, menuturkan bahwa keluarga mencurigai kematian Yosephine tidak lepas dari aktivitasnya menolak proyek tersebut. Menurutnya, Yosephine sering kali mendapat ancaman dan teror sebelum peristiwa itu terjadi.

“Kami berharap aparat kepolisian bisa mengungkap kasus ini secara terbuka. Jangan sampai ada fakta yang ditutup-tutupi. Selama ini almarhumah sering diteror lewat telepon maupun media sosial, dan pelakunya tidak pernah jelas,” ujar Maria, Jumat (6/9/2024).

Maria menambahkan, Yosephine dikenal gigih membela kelestarian lingkungan serta hak masyarakat adat Manggarai. Selain itu, ia juga kerap mendampingi warga yang berkonflik dalam kasus agraria. “Perjuangannya selalu untuk kepentingan banyak orang, bukan semata-mata dirinya. Karena itu kami yakin ada kaitannya dengan apa yang ia lakukan selama ini,” tambahnya.

Kapolres Manggarai, AKBP I Gede Putra Yasa, menyatakan proses penyelidikan masih berlangsung. Dari hasil autopsi sementara, tidak ditemukan tanda kekerasan fisik. “Berdasarkan visum awal, korban meninggal karena gantung diri. Namun, kami masih menunggu laporan lengkap dari laboratorium forensik. Beberapa saksi, termasuk keluarga dan teman dekat, sudah dimintai keterangan. Barang bukti seperti ponsel korban juga diamankan,” jelasnya.

Ia menegaskan, jika nanti ada indikasi tindak pidana, pihak kepolisian akan menindaklanjutinya.

Terpisah, Juru Bicara PT Sokoria Geothermal Indonesia, Andi Prasetyo, menyampaikan belasungkawa atas kepergian Yosephine sekaligus menampik tuduhan bahwa perusahaan terlibat dalam aksi teror terhadap korban. “Kami tidak pernah melakukan intimidasi kepada siapa pun. Perusahaan selalu mengutamakan dialog dan penyelesaian masalah secara damai,” katanya.

Proyek pengembangan panas bumi di Poco Leok sejak awal memang menuai penolakan keras dari warga lokal dan aktivis lingkungan. Mereka menilai keberadaan proyek tersebut berpotensi merusak ekosistem hutan lindung serta mengancam sumber air bersih masyarakat. Yosephine bersama JMPPL telah berulang kali menggelar aksi protes hingga menempuh jalur hukum guna menghentikan proyek itu.

Komentar