✍🏻Budi Saks
Bukan SBY bukan Prabowo tapi inilah satu-satunya orang yang suaranya paling dipatuhi oleh Mualem.
Waktu sesi wawancara pun saya dikelilingi intel dari kedua pihak karena memang tak sembarang orang bisa menemui beliau ini tapi sebagai jurnalis harus bisa tetap lepas dari perasaan terpressure agar pertanyaan pertanyaan bisa dilepas dengan obyektif.
Waktu kusorot dengan lensa kameraku sempat terkejut sebab bola matanya hijau bukan coklat.
Tapi kejutan paling ditunggu ketika beliau bilang “bendera Aceh dengan bendera GAM itu beda karena aslinya bendera Aceh itu adalah Alam Pedeung seperti pada lukisan kapal kesultanan Aceh itu” ujarnya diakhir sesi wawancara sebelum kami berpose didepan lukisan tersebut.
Siapakah beliau itu ?
Beliau adalah Teungku Malik Mahmud Al Haythar (lahir 29 Maret 1939) mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang menjabat sebagai Wali Nanggroë Acèh. Malik Mahmud menjadi Perdana Menteri Aceh Merdeka setelah gugurnya Teungku Ilyas Leube. Ia diangkat menjadi perdana menteri aceh merdeka pada tahun 2002 dan kemudian pada tahun 2007 mendirikan Partai Aceh, serta menjadi ketua majelis tuha peut partai tersebut.
Ayahnya, Haji Mahmud adalah pengusaha Aceh yang sukses, sangat kaya dan punya tanah di Singapore. Haji Mahmud juga salah satu tokoh Darul Islam Aceh dan sangat bersahabat dengan Teungku Ilyas Leube serta Teungku Daud Beureueh. Hubungannya dengan Hasan di Tiro hampir seperti anak.
Haji Mahmud sangat berjasa bagi masyarakat Aceh di Singapura dan juga bagi orang Melayu, yang dikenali sebagai Ayah Aceh. Ketika terjadi “racial clash” di Singapura, orang Melayu seluruh Geylang lari berlindung ke rumahnya.







Komentar