ILMU SIN TAE YONG

ILMU SIN TAE YONG

Oleh: Joko Intarto

Kecemasan saya berangsur-angsur lenyap. Setelah lima hari tidak makan jeroan dan aneka gorengan, kondisi saya terasa semakin baik.

Indikator yang saya gunakan sederhana: Durasi jogging yang semakin lama. Jogging adalah olahraga lari-lari kecil dengan kecepatan lebih tinggi daripada jalan kaki.

Sebulan yang lalu, saya mampu jogging hingga 40 menit non-stop. Kemampuan itu saya peroleh setelah berolahraga rata-rata satu jam per hari, sejak 1 Maret 2024.

Gara-gara terlalu sering makan jeroan (hati) dan aneka gorengan, sebulan terakhir ini saya merasa mudah lelah. Jogging baru 10 menit, otot kaki sudah terasa berat. Memang bisa dipaksa jogging hingga 15 menit. Tapi ngos-ngosan.

Jawaban masalah itu akhirnya ketemu, saat menjalani pemeriksaan kesehatan di Posyandu Lansia Lavender Gading Icon Apartment, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Kolesterol saya tercatat 245 mg/dL. Menurut dokter, angka tersebut terlalu tinggi, karena toleransi teratas adalah 240 mg/dL.

Menurut literatur, kolesterol tidak menyebabkan otot menjadi mudah lelah. Namun, jeroan dan aneka gorengan mengandung lemak jenuh dalam jumlah yang tinggi, yang menghambat proses pembakaran lemak menjadi energi.

Tiba-tiba saya ingat Sin Tae Yong (STY), mantan pelatih tim nasional (timnas) sepakbola yang diberhentikan Eric Thohir secara mendadak itu. Dalam salah satu video wawancaranya, STY melarang keras kebiasaan pemain timnas makan gorengan.

Dalam video itu, dijelaskan bahwa gorengan merupakan makanan yang tidak sehat bagi atlet sepakbola karena bisa menurunkan stamina. Pada penampilan babak kedua dan perpanjangan waktu, mayoritas pemain timnas pasti “kehabisan nafas” atau “kehabisan tenaga”. Akibatnya timnas sering kalah.

Saya percaya dengan pernyataan STY. Apalagi dr Murti, konsultan baru saya, juga mengatakan hal yang sama. Selain semua jenis jeroan, dr Murti juga melarang saya makan aneka gorengan yang banyak dijual di pinggir jalan itu. “Minyak gorengnya itu sudah tidak sehat karena sudah dipakai berulang kali,” jelasnya.

Sabtu kemarin atau setelah menjalankan nasihat dr Murti hari keempat, saya bisa menambah durasi jogging dari 10 menit non-stop menjadi 20 menit non-stop. Catatan ini bertahan hingga jogging hari Minggu pagi. Namun pada Minggu sore, saya sudah sanggup jogging hingga 37 menit non-stop.

Saya berharap mampu jogging hingga 60 menit non-stop. Kalau bisa, pada akhir Desember tahun depan.(*)

Komentar