Hanya Pembohong yang Lupa dengan Dosen Pembimbing Skripsi

Hanya Pembohong yang Lupa dengan Dosen Pembimbing Skripsi

Oleh: Geisz Chalifah

Menjelang akhir masa kuliah, setiap mahasiswa akan berhadapan dengan tugas akhir yang sakral: skripsi.

Di masa saya kuliah, belum ada komputer—yang ada hanya mesin tik Brother, dengan pita yang kadang macet dan bunyi “ting!” di ujung barisnya menandai pergantian paragraf.

Selesai menulis Bab Satu, dosen pembimbing saya, Dr. Sutejo Atmowasito, bertanya,

“Apa yang akan kamu bahas di bab selanjutnya?”

Saya menjawab penuh semangat.
Tentang Jepang abad ke-18, ketika lebih dari 45% rakyatnya melek huruf, laki-laki maupun perempuan.
Saya jelaskan bagaimana pendidikan berjalan melalui Terakoya, dan bagaimana masa Shogun Tokugawa yang stabil membuat negeri itu tumbuh pesat—bahkan melampaui banyak bangsa di dunia, termasuk sebagian Eropa.

Beliau tersenyum, lalu berkata pelan,

“Segera kamu tuliskan. Bahasan itu menarik. Nanti kita diskusikan lebih lanjut.”

Waktu berjalan.
Kadang saya kesulitan menulis pikiran di kepala menjadi kalimat di kertas.
Kadang, meski bab belum selesai, saya tetap menemui beliau agar koreksi bisa cepat diperbaiki.
Saya tahu, semakin panjang tulisan yang belum direvisi, semakin banyak pula yang harus dirombak. Melelahkan.

Bagi saya, masa menulis skripsi itu romantis.
Malam-malam panjang sendirian, bergadang ditemani radio RRI.
Tombol mesin tik menari seperti detak nadi, dan di sela bunyinya ada kegigihan yang tak bisa dijelaskan dengan kata.

Mahasiswa bisa saja lupa nama dosen mata kuliah, lupa siapa dekan atau pembantu dekan semasa kuliah.
Namun satu nama yang tak mungkin terlupakan adalah dosen pembimbing skripsi.

Sebab di tangan beliaulah seorang mahasiswa belajar bukan hanya menulis, tapi menata pikirannya.
Ia bukan sekadar pengoreksi, tetapi saksi perjalanan seseorang dari keraguan menuju keyakinan.

Maka bila ada orang yang lupa nama dosen pembimbing skripsinya, lalu berkelit dengan alasan bahwa yang dimaksud hanyalah dosen pembimbing akademik—
saya hanya bisa mengatakan satu hal:

Orang itu pembohong.

Komentar