Dungu tak bertepi, Bahlulnya Bahlil

Kasus habisnya stok BBM di SPBU swasta ini adalah bukti: Pemerintah memang tidak mau Indonesia ini maju, atau kemungkinan lain, mereka dungu tak bertepi.

Akan saya jelaskan dengan argumen-argumen, buat kalian yang mau bantah; maka bantahlah argumen saya dengan dalil setara.

  • BBM yang dijual oleh SPBU swasta itu adalah produk non subsidi. Artinya apa? Pemerintah tdk dirugikan sama sekali. Malah untung, bisa mungut pajak.
  • Jika pemerintah tidak suka ada SPBU swasta, maka tutup saja semuanya. Selesai. Bukan kamu izinkan, tapi kamu batasi impornya.
  • Kamu bikin impor satu pintu? Hanya bisa lewat Pertamina? Maka disinilah kegagalan terbesar argumen pemerintah. Jika pada akhirnya produk ini sama-sama impor, maka ngapain dipaksa satu pintu? Aneh sekali logika ini.
  • Kamu bilang, swasta dapat kuota impor dan sudah habis? Lagi-lagi, disinilah kegagalan argumen kamu. Duh Rabbi, 20 tahun terakhir, kasus-kasus besar korupsi KARENA kuota, daging sapi, gula, dll, semua produk. Rebutan kuota, ngakalin alokasi kuota, suap kuota. Inilah sumber penyakit impor di Indonesia. Sejak dulu, kuota ini sengaja dibuat pemerintah buat jadi bancakan. Itu tuh fakta!
  • Nah, dengan akhirnya SPBU swasta kehabisan BBM, maka pegawai-pegawai SPBU swasta diberhentikan, aktivitas bisnis terhenti. Katanya kalian ini mau menambah lapangan pekerjaan? Kenapa malah begini jadinya?

SPBU swasta itu punya standar sendiri BBM-nya. Kamu paksa impor lewat Pertamina? Yang sejak dulu selalu bermasalah dengan mafia-mafia, speks BBM yang tidak jelas. Lucu loh, SPBU swasta tidak mau ada etanol di BBM-nya, lantas pemerintah bilang, tidak apa, boleh sampai 20%. Ini tuh benar-benar hancur lebur logika dan argumennya.

Pada akhirnya, antek aseng terbesar di negeri ini adalah: menteri-menteri itu sendiri, pejabat-pejabatnya. Yang tidak mau maju, menghambat pembangunan adalah: kamu juga.

Apa susahhnya ngalah. Kasih izin SPBU swasta impor sendiri. Karena itu tuh real sekali kebutuhannya. Buanyak masyarakat yang tidak mau lagi ngisi di SPBU Pertamina. Jika akhirnya BBM ini impor semua, ngapain elu harus paksa lewat Pertamina?

Dungu tak bertepi.

(Tere Liye)

Komentar