Bupati Ponorogo Apes!

APES!

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, ditangkap tangan oleh KPK pada Jumat lalu (7/11/2025). Ia bersama Sekda, Direktur RSUD, dan pihak swasta kini ditahan. KPK menunjukkan barang bukti tangkap tangan “hanya” 500 juta rupiah.

Saya menyebutnya Sugiri Apes. Kenapa? Karena kasus seperti ini diduga kuat terjadi di banyak daerah. Kepala daerah meminta setoran untuk mendapatkan atau mempertahankan jabatan tertentu, terutama jabatan basah.

Kenapa bisa begitu?

Pertama, karena biaya politik sangat mahal.
Kondisi ini memaksa kepala daerah mencari uang dari mana saja, terutama dari sumber yang besar dan mudah diatur. Sektor mutasi jabatan menjadi salah satu yang paling sering digunakan untuk menutup ongkos politik.

Kedua, jika kepala daerah tidak menggunakan cara itu, hampir pasti ada orang di sekitarnya yang melakukannya. Bisa wakilnya, sekda, kepala bagian kepegawaian, atau pejabat lain. Uang jabatan sudah seperti tradisi tak tertulis. Fenomena serupa juga terjadi di instansi lain, misalnya dalam urusan masuk PNS atau proyek pengadaan.

Akhirnya, daripada dimakan anak buah, kepala daerah yang semula idealis bisa ikut tergoda juga.

Artinya, pola seperti ini hampir pasti terjadi di banyak daerah. Yang membedakan hanya besarannya dan cara penyamaran. Ada yang berbentuk duren, apel, kardus, jatah preman, cerutu, keris, benda pusaka, mobil antik, dan sebagainya. Semua disesuaikan dengan kearifan lokal. Mirip cara orang menyimpan nama selingkuhan di HP, seperti “Tukang Gas” atau “Bakul Sayur”.

Lalu kenapa tidak ada yang berani melapor?
Karena pelapor, yang biasanya juga pihak penyetor, bisa ikut terseret menjadi tersangka. Paling tidak, mereka akan repot berurusan dengan hukum dan bisa dicap sebagai koruptor juga.

Kembali ke Sugiri. Sepertinya ia memang sedang apes. Banyak kepala daerah diduga melakukan hal serupa, tetapi tetap aman. Maka benar kata Cak Lontong, ‘koruptor’ itu bukan hanya karena dia melakukan korupsi, tapi karena ketahuan. Entah kenapa Sugiri kali ini yang ketahuan. Entah karena ada yang melapor, karena dibidik atau karena KPK sedang ingin pengalihan isu dari korupsi-korupsi mega besar. Hanya KPK dan Tuhan yang tahu.

Oh ya, Sugiri sebenarnya sudah berhasil mematahkan mitos bahwa Bupati Ponorogo tidak pernah bisa menang dua periode. Ia berhasil. Tetapi belum genap setahun setelah terpilih kembali, ia kena OTT KPK.
Mitos itu rupanya masih terlalu berat.

(Setiya Jogja, mantan aleg DPRD Bantul)

Komentar