BENCANA BUKAN SEMATA ‘TAKDIR’, AKAN TETAPI AKUMULASI KEPUTUSAN POLITIK BURUK

✍🏻Ernydar Erham

Hujan itu seharusnya bawa berkah, karena hujan itu pembawa kehidupan buat tanah yang kehausan. Tapi berapa hari ini di pulau Sumatera hujan berubah jadi teror yang mengerikan. Orang bukan cuma takut banjir atau tenggelam, tapi juga jadi takut terkubur longsoran.

Seharusnya menurutku, kejadian ini tuh bukan sekedar alam yang lagi ngamuk, atau sekedar nganggap kalau ini tuh emang sudah takdir dari Allah. Karena kita ini mahluk yang dikasih Allah kelebihan akal pikiran untuk berpikir dan merenung.

Mungkin, ini juga saatnya kita harus jujur kalau bencana ini bukan sekedar disebabkan cuaca ekstrim, tapi juga dampak dari keserakahan. Hutan dibabat, tanah dikupas, bukit dipangkas, sungai dialihkan. Akhirnya nyawa manusia pun akhirnya jadi tumbal.

Tapi kejadian ini sejujurnya bikin muncul pertanyaan di dalam hati, kenapa malah orang yang enggak bersalah jadi mayoritas korbannya? Lumpur menimbun nyawa dan harta warga yang dikumpulkan tertatih – tatih, rintihan pilu kedinginan dan kelaparan bertahan bahkan di tempat yang belum bisa dievakuasi. Kenapa rakyat yang gak bersalah yang harus membayar dosa yang bukan milik mereka? Sementara penikmatnya, tetap hidup dalam nyaman tanpa beban.

Bumi menyediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, namun tidak cukup untuk memenuhi keserakahan tiap orang, begitu kata Mahatma Gandhi.

Bukan cuma musibah lautan air dan lumpur, tapi juga banjir jadi lautan kayu gelondongan hasil penebangan liar.

Begitulah Allah mau menunjukan kedzaliman tersembunyi yang tidak banyak diketahui dan dilihat orang. Informasi ilegal logging dan bagi-bagi jatah tambang di level penguasa dituding sebagai berita bohong, ketika orang – orang berteriak menolak pembukaan lahan dan menebang hutan dengan mengganti kelapa sawit dianggap kebodohan, yang bicara dibungkam, yang tau kedzaliman pun diam.

Mungkin itu sebab Allah harus berbicara melalui alam, mengurai kebenaran di depan mata, karena hanya bumi yang gak bisa mereka bungkam.

Turut berduka untuk musibah Sumatra…

Komentar