Anak Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Sadewa menilai tragedi bencana banjir longsor Sumatera disebabkan oleh penggundulan hutan yang merusak ekosistem.
Melalui Story di akun Instagramnya anak Menkeu Purbaya menyinggung PT Toba PULP lestari.
“Dan ternyata yang melakukan Penggundulan hutan di Sumatera adalah pt toba pulp lestari Yang menyebabkan banjir di Sumatera Utara dan Aceh. Tau kan punya siapa?” ujarnya.
Postingan ini langsung jadi bahan obrolan panas.
Bahkan dikabarkan saham PT Toba PULP lestari (INRU) anjlok.

PT Toba Pulp Lestari Bantah Jadi Pemicu Banjir Sumatra
PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU), perusahaan yang bergerak di sektor industri kertas, memberikan tanggapan atas tudingan yang menyebut operasionalnya sebagai pemicu bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatera.
Perseroan menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa seluruh proses operasional telah mengikuti prinsip Pengelolaan Hutan Lestari.
Pihak INRU memaparkan bahwa kegiatan Hutan Tanaman Industri (HTI) mereka telah melalui evaluasi High Conservation Value (HCV) serta High Carbon Stock (HCS) oleh lembaga independen.
Dari total wilayah konsesi seluas 167.912 hektare, hanya kira-kira 46.000 hektare yang digunakan untuk penanaman eucalyptus, sedangkan area lain dipertahankan sebagai zona lindung maupun konservasi.
Dalam keterbukaan informasi kepada BEI yang dirilis Selasa (2/12/2025), perseroan menyampaikan bahwa, “Perseroan menghormati penyampaian aspirasi publik, namun mengharapkan informasi yang disampaikan didasarkan pada data yang akurat dan dapat diverifikasi. Perseroan tetap membuka ruang dialog konstruktif untuk memastikan keberlanjutan yang adil dan bertanggung jawab di areal PBPH (Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan).”
Siapa Pemilik PT Toba Pulp Lestari?
Semula, Toba Pulp Lestari bernama PT Inti Indorayon Utama Tbk (INRU). Perusahaan ini didirikan pada 26 April 1983 di Sumatera Utara oleh pengusaha nasional Sukanto Tanoto. Bidang usahanya memproduksi bubur kertas dan serat rayon dari kayu.
Pada 1999, Presiden RI ke-3 BJ Habibie menghentikan sementara operasional pabrik INRU dan menunjuk auditor independen untuk menginvestasi dugaan kerusakan lingkungan. Namun, audit tak pernah dijalankan.
Berdasarkan informasi dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pemilik Toba Pulp Lestari bukan lagi Sukamto Tanoto.
Toba Pulp Lestari dimiliki oleh perusahaan investasi asal Hong Kong, Allied Hill Limited, yang menguasai 92,54 persen saham. Sementara, sisa 7,46 persen dimiliki publik.
Allied Hill merupakan entitas holding yang sepenuhnya dimiliki Everpro Investments Limited milik Joseph Oetomo.
Belakangan, Toba Pulp Lestari terseret bencana besar banjir dan longsor Sumatra. Perusahaan dituding sebagai biang kerok peristiwa itu.
Tudingan itu dibantah Toba Pulp Lestari. Bantahan disampaikan perorangan melalui surat resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 1 Desember 2025.
“Perseroan dengan tegas membantah tuduhan bahwa operasional menjadi penyebab bencana ekologi,” ujar Corporate Secretary Anwar Lawden yang dikutip Selasa (2/12/2025).
Sumber: Bitorex, JawaPos, CNNIndonesia







Komentar