🔴Alat pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Kelud di Jawa Timur dicuri.
Pos Pengamatan Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyatakan bahwa alat pemantau gunung api seharga Rp1,5 miliar itu telah hilang diduga dicuri.
Pengamat Gunung Kelud Budi Prianto mengemukakan kejadian itu diketahui berawal dari tidak adanya data yang terekam pada tanggal 8 September 2025.
“Kami tahunya alat itu tidak mengirim data. Biasanya ada gangguan misalnya aki drop atau kurang sinar matahari. Ternyata setelah kami cek ada pencurian,” ujarnya di Kediri, Rabu (10/9/2025), dikutip dari Antara.
Beberapa barang yang dicuri di antaranya aki enam unit, penangkal petir, Seismik Broadband Certimus dan kabelnya, serta beberapa kabel.

Menurut Budi, alat yang dicuri berfungsi untuk merekam getaran gempa. Ada juga alat bernama alat deformasi untuk melihat pergeseran suatu titik. Harga alat tersebut antara Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar.
Pihaknya tidak menyangka kejadian ini akan terjadi. Padahal di lokasi alat itu, juga sudah dipasang papan pengumuman, yang memberitahukan bahwa itu adalah alat untuk pemantauan Gunung Kelud.
Selain itu, ada juga tulisan jika mengganggu denda Rp500 juta dan kurungan lima tahun. Ada juga pagar di sekitar lokasi.
Ia menambahkan, titik alat yang hilang itu di masuk Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Ia menyebut, kejadian ini baru pertama kali. Selain itu, lokasi titik pemasangan juga sangat relatif sulit dijangkau warga biasa. Jalur itu berada di jalur pendakian.
“Kalau bagi orang tertentu, pendaki, bisa lewat situ. Jika orang awam susah, hanya yang terbiasa lewat situ. Jalurnya dekat dengan pendakian Situs Gadungan,” kata dia.
Pihaknya menyebut dengan dicurinya alat itu turut mengganggu proses pemantauan Gunung Kelud.
“Efeknya dari kerugian materiil, juga ada kerugian datanya,” kata dia.
Pihaknya sudah melaporkan kejadian ini ke PVMBG Bandung. Selain itu, kejadian ini juga dilaporkan ke Polsek Gandusari, Kabupaten Blitar, karena lokasinya di Blitar.
Secara total, kata dia, terdapat sekitar sembilan unit untuk pemantauan Gunung Kelud. Alat tersebut selain di area Gunung Kelud, juga tersebar di beberapa wilayah.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Kelud menyebut, alat yang dicuri itu baru dipasang satu tahun lalu. Selain di Kabupaten Blitar, dua alat yang baru dipasang setahun lalu juga dipasang di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, kemudian di sekitar Desa Besowo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.
(Sumber: ANTARA)
*Foto atas: Contoh alat deformasi di Gunung Slamet. Petugas memantau aktivitas Gunung Slamet menggunakan alat deformasi (pengukur kembang kempis gunung) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Rabu (13/8). Pemantauan Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menggunakan alat deformasi tersebut untuk memaksimalkan pemantauan aktivitas Gunung Slamet yang statusnya meningkat dari waspada menjadi siaga. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/ed/ama/14







Komentar