Al Mahdi akan muncul di Madinah?

Al Mahdi akan muncul di Madinah?
Apakah dari kalangan Asyraf?
Bukan….
Dalam Hikayat Imam Ja’far Ash Shadiq mengatakan bahwa Al Mahdi bukan berasal dari keturunan Abdullah Al Mahdh.
Sedangkan Bani Hasan (Hasan bin Ali cucu Rasulullah SAW -red) di zaman ini hanya tersisa dari keturunan Abdullah Al Mahdh dan Ibrahim Al Ghamr saja.
Lalu bagaimana?

Sadat Alu Yahya Hamiduddin sekarang sudah banyak di Saudi. Semenjak tumbangnya Kerajaan Zaidiyah Yaman, para Amir Alu Yahya Hamiduddin (keturunan Imam Zaidiyah Yahya Al Mutawakkil Hamiduddin) banyak hijrah ke berbagai bumi Jazirah Arab. Termasuk ke Saudi Arabia.

Saat ini mulai banyak para pangeran Alu Hamiduddin yang lahir di Saudi. Mereka tinggal di Riyadh, Thaif, dan Jeddah.

Diriwayatkan dari Amirul Mu’minin Sayyidina ‘Ali radhiyallahu’anhu, beliau berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ، يُصْلِحُهُ اللهُ فِيْ لَيْلَةٍ

“Al Mahdi berasal dari kami Ahlul Bait, Allah akan memperbaikinya dalam satu malam.”

[HR Ahmad dan Ibnu Majah. Syaikh Albani berpendapat bahwa hadits ini Shahih ]

Al Mahdi ini dibaiat di antara rukun Ka’bah dan Maqam Ibrahim, sebagaimana riwayat di bawah ini.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِى أَبِى عَنْ قَتَادَةَ عَنْ صَالِحٍ أَبِى الْخَلِيلِ عَنْ صَاحِبٍ لَهُ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم قَالَ يَكُونُ اخْتِلاَفٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَارِبًا إِلَى مَكَّةَ فَيَأْتِيهِ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَيُخْرِجُونَهُ وَهُوَ كَارِهٌ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ وَيُبْعَثُ إِلَيْهِ بَعْثٌ مِنَ الشَّامِ فَيُخْسَفُ بِهِمْ بِالْبَيْدَاءِ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ فَإِذَا رَأَى النَّاسُ ذَلِكَ أَتَاهُ أَبْدَالُ الشَّامِ وَعَصَائِبُ أَهْلِ الْعِرَاقِ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ ثُمَّ يَنْشَأُ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ أَخْوَالُهُ كَلْبٌ فَيَبْعَثُ إِلَيْهِمْ بَعْثًا فَيَظْهَرُونَ عَلَيْهِمْ وَذَلِكَ بَعْثُ كَلْبٍ وَالْخَيْبَةُ لِمَنْ لَمْ يَشْهَدْ غَنِيمَةَ كَلْبٍ فَيَقْسِمُ الْمَالَ وَيَعْمَلُ فِى النَّاسِ بِسُنَّةِ نَبِيِّهِمْ صلى الله عليه وسلم وَيُلْقِى الإِسْلاَمُ بِجِرَانِهِ إِلَى الأَرْضِ فَيَلْبَثُ سَبْعَ سِنِينَ ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّى عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ

“…….dari Ummu Salamah istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,
Beliau bersabda,
“Akan ada perselisihan pada saat meninggalnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki (calon Al Mahdi) dari penduduk kota Madinah berlari menuju Makkah. Orang-orang dari penduduk Makkah mendatanginya, lalu mereka mengeluarkan laki-laki itu (calon Al Mahdi) sedangkan laki-laki itu (calon Al Mahdi) sebenarnya tidak berkenan. Kemudian mereka membaiat laki-laki itu di antara rukun Yamani dan Maqam Ibrahim, lalu dikirimkan kepadanya satu pasukan lalu pasukan itu ditenggelamkan di Baida` yang terletak antara Makkah dan Madinah. Maka tiba-tiba orang-orang melihat laki-laki itu (Al Mahdi) didatangi oleh para Abdal dari Syam dan kelompok-kelompok dari Irak lalu mereka membaiat laki-laki itu (Al Mahdi) di antara rukun Yamani dan Maqam Ibrahim. Lalu muncullah seorang laki-laki dari golongan Quraisy yang paman-pamannya dari suku Kalb, kemudian dia (Al Mahdi) mengirimkan kepada mereka satu pasukan lalu pasukan itu pun mengalahkan mereka. Itu adalah pasukan suku Kalb, dan adalah suatu kerugian bagi siapa saja yang tidak mempersaksikan ghanimah dari Kalb itu. Kemudian dia (Al Mahdi) mengamalkan di tengah manusia sunnah Nabi mereka dan menyebarkan Islam ke seluruh bumi. Dan dia (Al Mahdi) akan tinggal selama tujuh tahun lalu meninggal dan disholatkan oleh kaum muslimin.”

(HR Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, kitab al-Mahdi, juz 4/175 no 4288; Musnad Ahmad, 6/316 no 26731; at-Thabarani, al-Mu’jam al-Ausath, no 1153; Shahih Ibnu Hibban, 15/160 no 6757; Musnad Abu Ya’la, 12/369 no 6940; al-Hakim, al-Mustadrak, juz 4 no 8328)

*Ket. Foto: Para Amir (pangeran) keturunan Raja Yaman sekaligus Imam Zaidiyah As Sayyid Yahya Al Mutawakkil bin Al Imam Muhammad Al Manshur bin As Sayyid Yahya Hamiduddin Ar Rassi Al Hasani di Riyadh.

(EL Mujtaba)

Komentar