Aktivis Hizbut Tahrir mengecam Ahmad al-Syara’ setelah menetapkan Suriah sebagai negara Republik Arab, serta dituduh akan menerapkan nasionalisme, demokrasi dan “sekuler”.
Sementara itu Hizbut Tahrir Indonesia waktu mendaftar jadi ormas, mereka mencantumkan Pancasila di AD/ART nya.
Jubir HTI waktu dibubarkan pemerintah berulang kali menegaskan bahwa organisasinya tidak anti Pancasila dan NKRI.
Dikiranya Pancasila dan NKRI itu isinya apa kalau bukan nasionalisme, pemilu, dan NKRI bukan negara agama.
Ini keg*bl*kan yang disengaja apa taqiyah sih? Atau tidak punya malu secara berjama’ah?
Orang lain dituntut mengikuti kemauan mereka yang sangat saklek dan sulit dilakukan, tapi untuk diri sendiri mereka boleh bermanuver tertentu biar selamat.
Pantas saja di Afghanistan dianggap aliran sesat dan dilarang Taliban.
(Pega Aji Sitama)






Komentar