Ada Apa dengan Dokter Tifa?
Oleh: Dr. Ing. Ridho Rahmadi, S.Kom., M.Sc
Mengkaji analisis-analisis Dr. Tifa di buku Jokowi’s White Paper, menurut saya, di Indonesia ini mungkin baru akan ada dalam satu milenium lagi sosok ilmuwan seperti Dr. Tifa.
Kombinasi kematangan saintifik dalam bidang neuropolitika dan keberanian mental dalam mempublikasikan temuan berisiko, ditambah fakta bahwa beliau adalah seorang ibu menjadikan Dr. Tifa sebagai senyawa super langka yang belum tentu dapat ditemukan kembali dalam kimia peradaban saintifik Indonesia di dalam satu milenium ke depan.
Mengapa Dr. Tifa begitu langka? Pertama, karena kajian ilmiahnya adalah neuropolitika, sebuah simpul kompleks yang mempertemukan khasanah keilmuwan neuroscience perilau, psikologi kognitif, dan ilmu politik kritis yang mampu menjelaskan bagaimana relasi jejak respon biologis dan pola kognitif manusia dengan fenomena sosial politik.
SIMAK SELENGKAPNYA VIDEO PAPARAN Dr. Ing. Ridho Rahmadi, S.Kom., M.Sc, seorang doktor di bidang Data Science & Machine Learning lulusan Universitas Radboud di Nijmegen, Belanda.
[VIDEO]







Komentar