Ustadzah ini pengikutnya jutaan di TikTok, sayang sekali kontennya kerap menyesatkan

Ibu ini suka ceramah bahas fikih tata cara ibadah. Pengikutnya jutaan orang, 29.5 juta like. Selain lumayan glowing, cara ngomongnya juga enak dan mudah dipahami, pantas kajiannya laris. 

Sayang sekali, konten yang dia sampaikan banyak yang sama sekali tidak ada rujukannya dalam madzhab fikih manapun, bahkan cenderung menyesatkan. Sudah banyak kyai di fb menjelaskan bahwa ibu ini tidak boleh didengarkan fatwanya. 
Bahkan saking parah ngawurnya, sampai kyai Nur Hasyim S Anam II serius bikin materi khusus, bikin PPT, sebagai upaya menyelamatkan jutaan ummat Islam Indonesia dari ibu ini.
Sayang sekali ya, punya potensi besar untuk dakwah, untuk menyampaikan ilmu, malah digunakan untuk menjerumuskan orang. Potensi amal jariyah pahala yang tak terhingga, malah jadi amal jariyah dosa.

Kalau beneran doktor, lulus S3, pernah bikin skripsi hingga disertasi, seharusnya bu doktor sudah terbiasa dengan "referensi". Seharusnya dia tahu bahwa apapun yang dia sampaikan, apalagi bidang agama, harus ada sumbernya, buku apa, karya siapa, halaman berapa. Tapi sejauh pengamatan kami, di video videonya, sangat jauh dari itu. Dia ngarang bebas.

Jika teman teman ada yang tahu alamat rumahnya, saya ingin mengirim hadiah satu buku fikih, yang sangat keren, sistematis, dan isinya sangat cukup untuk menjawab berbagai pertanyaan netizen tentang fikih ibadah, yang selama ini dia jawab ngawur. 
Buku aslinya "Attaqrirat Assadidah" namun karena saya yakin bu doktor tidak bisa baca buku berbahasa arab, maka saya ingin kirim terjemahannya saja. Semoga dijadikan rujukan setiap mau menjawab pertanyaan, dan akhirnya, kajian kajiannya berubah menjadi taklim yang benar dan berpahala.

Ini juga menjadi bukti bahwa sebenarnya ummat Islam sangat haus ilmu fikih. Ini teguran bagi kyai, gus, dan ustadz, kalau ingin dakwahnya diterima, tidak harus ceramah lawak dan jogetan tak bermakna. Kajian fikih pun sangat diterima orang awam, sebab mereka sebenarnya lebih butuh itu, dari pada full lawak, profokasi, cerita karamah embah, dan permusuhan keturunan fulan fulan.

(Najih Ibn Abdul Hameed)

Baca juga :