Tokoh Banten: Negara Telah Abai Karena Mendiamkan Kezaliman Proyek PIK-2 Terhadap Rakyat Banten

NEGARA TELAH ABAI KARENA MENDIAMKAN KEZALIMAN PROYEK PIK-2 TERHADAP RAKYAT BANTEN

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.

Anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi Partai Golkar, Drs. KH Muhsinin, M.Si, menegaskan bahwa kezaliman proyek PIK-2 milik Aguan dan Anthony Salim bisa terjadi karena Negara diam. Siapa yang dimaksud Negara? Yakni, otoritas tertinggi politik yang memimpin NKRI, yakni Presiden Prabowo Subianto.

Pernyataan seorang Ulama yang menurut Drs Makmun Muzakki sedang 'menyamar' menjadi Anggota Dewan ini, disampaikan pada acara Silaturahmi Syawal Tokoh Jakarta dan Banten, di Ponpes An Najah 3, Pabuaran, Serang, Banten (Sabtu, 5/3, dimulai pukul 10.00 WIB). 

Acara yang diadakan oleh KH Embay Mulya Syarif (Tokoh Pendiri Banten yang juga Ketua PB Mat'laul Anwar) ini dihadiri sejumlah tokoh. Diantaranya ada Mayjend TNI Purn Soenarko, Dr. KH. Sabrawidjaya, Mayjend TNI Purn Syamsu Djalal, Drs. KH Sanwani (Tokoh Banten), Edy Mulyadi (Wartawan Senior), Drs. H. A.Rasim,M.Si (Ketua Bakomubin), Menuk Wulandari (Aliansi Rakyat Menggugat/ARM), Dr. Marwan Batubara (Petisi 100), Kurnia Tri Royani, Dr Julia Satari, Kol TNI Purn M. Nur Saman, Meidy Juniarto, Ismed (Kisdi), Drs. Makmun Muzakki (KBPII), Drs. H.A. Rasim, M.Si-Ketua Bakomubin, H. Ar Odeh-Kerua LPM Banten, Dr. KH. Chatib Rasyid, MH-DDII, Dr. KH.Syafrol M, (Muhammadiyyah), Kol. Drs. H. Ma' Mun Syahroni-Tokmas banten, Drs.H.Khatib Mansyur, KH. Kholilurrahman Akil, Drs. H. Djazuli Mukri, M.Pd, KH.Amas Tadjudin-MUI Serang, H. Akhyani-Tokmas Banten, H. Daenuri Nawawi (Cicitnya Syeh Nawawi al-Bantani), dll.

Dalam agenda silaturahmi tersebut, KH Embay Mulya Syarif kembali menegaskan sikapnya yang menolak proyek PIK-2. Pihaknya, menyambut baik kunjungan silaturahmi tokoh-tokoh dari Jakarta, yang akan memperkuat soliditas dan sinergi perjuangan.

"Yang terpenting kita semua jangan merasa 'paling', akan tetapi kita harus 'saling' mengisi dan melengkapi, dalam melakukan sinergi perjuangan" ungkapnya.

Tokoh pendiri Banten ini juga mengingatkan agar seluruh Aktivis dan pejuang perlawanan PIK-2, agar jangan melupakan doa. Jangan hanya mengandalkan akal, karena akal sangat terbatas. Di sepertiga malam, bersimpuh kepada Allah SWT, mohon pertolongan dan jalan keluar dari Allah SWT.

الدعاء سلاح المؤمن

"Doa adalah senjata orang beriman. Jangan sombong, jangan menyandarkan perjuangan hanya pada kekuatan akal" tambahnya.

Selain itu, KH Embay Mulya Syarif juga mengabarkan sudah meminta kepada Andra Soni saat terpilih menjadi Gubernur Banten dan sowan ke rumah, agar menulis Surat kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menyetop proyek PIK-2. Banyak juga agenda perjuangan lainnya, yang memang tidak dipublikasikan sehubungan dengan upaya untuk menghentikan kezaliman proyek PIK-2 kepada rakyat Banten.

Sementara itu, Mayjen TNI Purn Syamsu Djalal mengingatkan kepada semua hadirin, terutama yang usianya sudah menjelang senja, agar terus mengisi usia dengan perjuangan. Selain membagikan tips kesehatan di usia senja, Mantan Danpom ABRI ini juga mengingatkan agar terus berjuang, meskipun dengan segala keterbatasan.
"Saya terus berjuang, walaupun dengan kemampuan seadanya" ucap Purnawiran Jenderal bintang 2 yang pernah menjadi polisinya polisi dan tentara. Mayjend TNI Purn Syamsu Djalal juga bercerita tentang peristiwa 1997, hingga soal diberhentikannya Prabowo Subianto dari dinas militer.

Tak kalah bersemangat, Mayjend TNI Purn Soenarko membakar semangat peserta. Mantan Danjen Kopassus ini menegaskan pentingnya memberanikan perjuangan rakyat.

"Ingat, semua harus berani. Tidak boleh jadi pengecut. Perjuangan harus maksimal, dengan Fisik, lisan dan harus diiringi dengan doa. Karena kita umat beragama, bukan komunis" tegasnya.

Sama dengan KH Muhsinin, Mayjend TNI Purn Soenarko juga mengeluhkan sikap Negara yang diam. Padahal, kezaliman proyek PIK-2 milik Aguan dan Anthony Salim ini masih terus menzalimi Rakyat Banten, khususnya yang ada di Tangerang Utara.

"Kekuatan kita hanya tinggal rakyat. Semua pejabat baik di eksekutif, legislatif dan yudikatif sudah terbeli. Tak bisa kita berharap pada mereka" ketusnya.

Dr. Marwan Batubara saat menyampaikan pandangan, mengungkap pentingnya follow up dari agenda silaturahmi. Dia juga mengingatkan, tentang sejumlah rencana yang belum terealisasi.

"Kedepan, perlu dibuat aksi besar dengan eskalasi yang luas, agar proyek PIK-2 bisa dihentikan, dan semua yang terlibat baik Jokowi, Aguan, Airlangga dan Anthony Salim diproses hukum, dan kepada rakyat yang menjadi korban diberikan ganti rugi" ucapnya.

Sejumlah tokoh lainnya, baik dari Banten maupun Jakarta secara bergantian, dipandu oleh Drs Makmun Muzakki, menyampaikan pandangannya. Rata-rata, semua merasa geram hingga marah pada kezaliman proyek PIK-2 dan sikap Negara yang seolah-olah buang badan. Semua tindakan yang disampaikan kepada publik hanya sandiwara.

Karena faktanya, proyek PIK-2 terus berjalan, terus merampas tanah rakyat. Pagar laut, Reklamasi, pengurukan, pembebasan lahan secara zalim, juga terus terjadi, sebagaimana dilaporkan oleh Bang Iwan Darmawan.

Acara berlangsung akrab, diiringi sejumlah canda dan saling sapa. Saat Dzuhur, acara di hentikan untuk istirahat, Sholat dan Makan. Lalu dilanjutkan hingga Ashar.

Ada yang unik, setelah makan siang penulis bersama sejumlah tokoh menikmati sajian kelapa muda sambil ngobrol, termasuk ngobrol dengan 2 Purnawarman Jenderal TNI (Pak Syamsu Djalal dan Pak Soenarko).

Saat itu, penulis berkelakar:

"Semua Jenderal itu umumnya sudah dapat Transfer dari TW (Tommy Winata), makanya bungkam".

Buru-buru Pak Syamsu Djalal menyela, membantah dan mengatakan itu tidak betul. Karena dirinya dan Pak Soenarko tidak seperti itu.

Buru-buru penulis ngeles, dengan mengatakan:

"Semua Jenderal yang dapat transferan dari TW maupun Aguan, itu bungkam. Kalau Pak Narko dan Pak Syamsu dikecualikan, karena selama ini keduanya paling keras bersuara terhadap kezaliman oligarki, baik di PIK-2 maupun di Rempang" tegas penulis.

Sempat ada sejumlah pihak yang bertanya, kemana Jenderal Fulan dalam kasus PIK-2 dan Rempang? Kenapa mereka diam?

Dalam kesempatan itulah, penulis jelaskan umumnya jenderal yang diam itu sudah dipelihara oligarki. Mana mungkin, peliharaan akan menyalak pada tuannya.

Dalam kasus Rempang dan PIK-2, sederhana saja untuk mengetahui siapa saja Jendral peliharaan TW dan Aguan. Mereka yang diam atas kezaliman Aguan dan TW, adalah Jenderal yang tak punya nasionalisme, Jenderal yang patut diduga sudah makan duit Aguan dan TW.

Diakhir acara silaturahmi, seluruh peserta berkumpul untuk membacakan pernyataan bersama menolak proyek PIK-2. Setelah itu, acara ditutup dengan saling bersalaman dan berpamitan untuk pulang.

(*)
Baca juga :