"Saya sebenarnya tidak tertarik membahas isu ijazah palsu atau skripsi palsu itu. Tapi kok ya ndilalah ada pernyataan menarik Ibu Wamen ini...."

Saya tidak tahu apakah Ibuk Wamen yang makin glowing ini juga mengamati kasus ijasah dan skripsi mantan presiden. Isu itu terus berkembang liar. Saya sebenarnya tidak tertarik membahas isu ijasah palsu atau skripsi palsu itu. Tapi kok ya ndilalah ada Ibuk Wamen ini.

Dulu ada debat apakah skripsi itu perlu atau tidak. Kuliah aja empat tahun. Kalau lulus semua mata kuliah yang diambil, ya sudah lulus. Tapi banyak orang pikir, nggak keren kalau lulus begitu saja. Harus bikin skripsi. Padahal di perkuliahan juga ada keharusan bikin paper.
Saya sepakat dengan Ibuk Wamen. Skripsi itu nggak usah panjang, namun berdampak. Jangan pikir macam-macam dulu. Ini urusan skripsi!

Ini mengingatkan saya pada mantan presiden. Menurut keterangan UGM, skripsinya 91 halaman. Saya tidak tahu apakah termasuk halaman persembahan (ini menarik, kepada siapa skripsi itu dipersembahkan ); ucapan terima kasih (yang selalu saja diawali "Puji syukur kami ucapkan ke hadirat ...); daftar isi; dan seterusnya.

Skripsi 91 halaman jelas pendek untuk jaman itu. Tapi ini skripsi yang benar-benar berdampak. Kalau tidak, yang bersangkutan tidak akan jadi presiden, bukan?

Menurut saya, sudahlah. Skripsi itu ada. Ijasahnya ada. Dampaknya juga ada. Nggak usah dipersoalkan.

Mungkin ada yang bilang, ah kok tanda tangan dan tulisan di ijasahnya beda dengan yang biasanya? Untuk itu saya terima kemungkinan yang dijelaskan oleh seorang guru besar UGM. Ya, mungkin saja ketika dulu nyalon walikota, ijasahnya sudah lapuk. Mungkin kena banjir (ingat klaim dia soal rumahnya di pinggir kali?). Terus dia perbaiki sendiri ijasah itu untuk mendaftar jadi walikota. Ijasah inilah yang keterusan dipakai.

UGM sendiri punya semua arsip tentang ijasah dan skripsi ini. Terimalah itu dengan legowo.

Kembali ke topik. Ijasah itu tidak harus panjang. Namun berdampak. Mungkin itu juga bisa diterapkan dalam hal lain dalam hidup ini.

(Made Supriatma)

Baca juga :