Prabowo Ancam Media Terang-terangan

Prabowo Ancam Media Terang-terangan

Kami tidak kaget ketika pemerintahan Fufufafa melalui kepolisian mengeluarkan aturan jika media asing yang hendak melakukan aktifitas jurnalistik di negara PT Republik Indonesia harus mendapatkan "SKCK" dari Polri.

Bahkan ketika pada beberapa kesempatan pidato, baik ketika masa kampanye Pilpres 2019 lalu, hingga terpilih menjadi presiden-presidenan atas dukungan Jokowi di pilpres 2024, Prabowo sudah sering mengungkapkan permusuhannya kepada media arus utama. Terutama kepada media-media yang bekerja secara investigatif. Kalau di dalam negeri sekelas Tempo lah. Kalau di luar negeri, hampir semua media melakukan kerja-kerja jurnalistik secara investigatif.

Ketika muncul rilis "penghargaan" OCCRP kepada Jokowi akhir tahun lalu yang menempatkan tokoh penomenal berstandar internasional ini pada peringkat kedua mengalahkan beberapa kontestan dan nominator lainnya, Jokowi tidak kuasa untuk mengeluarkan pernyataan jika rilis OCCRP itu sebagai "fitnah murahan yang terus menerus diulang-ulang". Karena basis data rilisnya sangat kuat dan dilakukan oleh para jurnalis independen dari berbagai negara.
Kalau kerja TEMPO, masih terkesan banyak sensasinya dibanding substansinya. Barangkali Tempo juga melihat potensi pasar penikmat sinetron politik Indonesia yang masih rendah literasi dan kemampuan analisisnya. Secara potensi bisnis, tentu, tayangan-tayangan dan suguhan informasi Tempo perlu dimodifikasi dengan SK yang berlaku alias Serius tapi Kocak.

Tak ketinggalan Media Indonesia dan siaran televisi Metro Tipu nya, juga mulai mengemas pemberitaan dengan style stand up komedi. Karena model itulah berita yang mudah dicerna masyarakat.

Jauh sebelum OCCRP memuat rilis, ICIJ yang belakangan menjadikan OCCRP sebagai mitra kerjanya sudah melakukan berbagai investigasi besar terkait skandal sindikat mega-ngibul tokoh-tokoh yang ada afiliasinya dengan kekuasaan. Baik itu secara langsung, turunan, ataupun yang menjadi penghubung pada berbagai kasus yang melibatkan penguasa.

Jadi baiknya masyarakat jangan lagi kagetan, dan terlampau polos --- atau bahkan menjadikan otaknya melawan gravitasi bumi, yang seharusnya berada di kepala malah berpindah ke dengkul,--- kenapa banyak investigator media mendapatkan ancaman dan teror.

Jawabannya, pernah ada satu ungkapan mengatakan begini, bahwa; "fakta tidak peduli dengan perasaan anda!"

Dan karena ancaman secara terbuka sudah seringkali disampaikan Prabowo dalam berbagai kesempatan. Termasuk ancaman kepada para pengguna media sosial yang juga pernah disampaikan oleh sekelompok pendukungnya, bakal melacak IP, dan mendatangi ke rumah-rumah.

Salam Fufufafa 

(Budi Akbar)

Baca juga :