Perjuangan seorang Ibu tunggal yang luar biasa untuk anaknya... tak pernah berhenti mengetuk pintu langit

Santri ini awalnya (sebelum menjadi santri) hidup bersama teman temannya setiap hari yang pengguna narkoba, peminum alkohol, suka tawuran, sering terlibat pembegalan dan pemalakan, berjudi, hidup bebas keluyuran kesana sini seperti tanpa aturan. 

Namun ibunya tidak pernah berhenti mengetuk pintu langit, bersimpuh di hadapan Sang Pemilik langit dan bumi bercucuran air mata merasakan betapa beratnya hidup tanpa suami yang meninggal disaat usianya masih muda dan anak anaknya masih sangat kecil kecil. Hidup di kota yang sangat keras dan jauh dari lingkungan yang agamis. 

Ibunya memilih fokus membesarkan anak anaknya daripada menikah kembali, menyekolahkan anak anaknya dengan sekuat tenaga tanpa sosok suami dan ayah (bagi anak anaknya). Menjelma menjadi sosok tulang punggung dan tulang rusuk yang harus kuat. 
Tak jarang menyaksikan anaknya terlibat perkelahian dan menemui anak anaknya sedang nongkrong bersama teman temannya yang melakukan semua hal (yang telah kami sebutkan diatas), hingga membuat darahnya mendidih dan harus menyeret anaknya pulang. 

Hal itu entah sudah berapa puluh kali beliau lakukan untuk menyelamatkan anaknya. Maklum beliau juga harus berjualan mencari nafkah hingga sering kecolongan, ketika pulang ke rumah, anaknya tidak berada di rumah. 

Meski lelah, capek, sedih, marah, bercampur semua rasa di hati dan pikirannya, beliau tetap terus berkeliling mencari anaknya hingga ketemu. 

Setiap malam sang Ibu bersimpuh di hadapan Allah dengan kemampuan agama yang minim, namun berbekal kesungguhan dan kepasrahan pada Rabbnya. 

Hingga suatu ketika, salah satu anaknya mendapatkan hidayah mengenal pengajian dan rajin pergi ke masjid melaksanakan sholat berjamaah. Anak inipun mencari pesantren dan memilih masuk pesantren meskipun bukan kebiasaan dari keluarga besarnya. 

Awalnya Sang Ibu ragu, namun melihat kesungguhannya akhirnya mengizinkan untuk anaknya mondok. 

Ternyata santri ini menjadi setitik cahaya dalam keluarganya yang berhasil mengenalkan Islam dengan lebih mendalam dan seketika keluarganya mengenal dan mengamalkan sholat, yang perempuan mau mengenakan jilbab. 

Hingga santri ini tumbuh menjadi sosok da'i dan guru yang aktif berdakwah. 

Keluarga yang tadinya sangat asing dengan Islam, kini berubah menjadi keluarga taat. 

Bahkan santri ini menjadi pimpinan salah satu pesantren dan dakwahnya semakin dikenal di berbagai daerah di Nusantara. 

Perjuangan seorang Ibu yang luar biasa untuk anaknya. Meskipun tidak memiliki pengetahuan agama yang memadai, bahkan membaca Al Qur'an saja belum bisa disaat anaknya belum ke pesantren.

(Ustadz Wahab Rajasam)

Baca juga :