Paradoks Pemerintah Sekuler, Disumpah Di Bawah Al-Qur'an Untuk Tidak Menerapkan Hukum Dari Al-Qur'an

Paradoks Pemerintah Sekuler, Disumpah Di Bawah Al-Qur'an Untuk Tidak Menerapkan Hukum Dari Al-Qur'an

Adalah pemandangan yang jamak di negeri ini saat pelantikan pejabat Muslim selalu disumpah di bawah kitab suci al-Qur’an, namun ironisnya isi al-Qur’an justru tidak pernah diterapkan di negeri ini.

Lantas untuk apa bersumpah di bawah al-Qur’an ?
Apakah al-Qur’an hanya dijadikan sebagai simbol tanpa makna ?
Apakah al-Qur’an hanya dianggap sebagai sekadar lembaran tanpa isi ?

Padahal al-Qur’an itu berisi firman Allah yang meliputi aturan segala aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
Menyebut nama Allah dalam sumpah seorang Muslim berkonsekuensi pahala dan dosa, balasan kebaikan dan siksa. Menyebut nama Allah dalam sumpah jabatan untuk berbuat kebaikan adalah perkara berat jika dikhianatinya.

Sumber kebaikan adalah al-Qur’an itu sendiri yang dipakai untuk bersumpah, di luar al-Qur’an adalah keburukan. Jadi jika bersumpah dibawah al-Qur’an, lantas mengkhianati isi al-Qur’an, maka bersiaplah untuk mendapatkan murka dari Allah.

Sistem demokrasi sekuler akan menjerumuskan para pejabat untuk mengkhianati rakyat dan mengkhianati Allah, sulit menemukan pejabat yang jujur dan amanah dalam sistem demokrasi sekuler, sebab sejak dari pemilihan, praktik-praktik curang telah menjadi ritualnya. Demokrasi adalah politik berbiaya besar, maka hanya orang-orang yang punya duitlah yang bisa menjadi pejabat.

Kondisi inilah yang justru telah menjadi bumerang bagi para pejabat, berbagai bentuk kecurangan menjadi semacam budaya dalam demokrasi sekuler, bahkan tak jarang para pejabat mendatangi dukun dengan harapan bisa menjadi pejabat. Karena itu sumpah jabatan di bawah al-Qur’an itu hanyalah tipu-tipu belaka, sebab faktanya setelah bersumpah justru isi al-Qur’an tidak pernah diterapkan di negeri ini.

Lebih ironisnya lagi, justru al-Qur’an dan ajaran Islam dituduh sebagai sumber radikalisme dan terorisme. Para ulama pejuang Islam justru dikriminalisasi, umat Islam yang berjuang agar al-Qur'an diterapkan secara kaffah di negeri ini malah dituduh radikal dan teroris.

Lantas buat apa mereka bersumpah di bawah al-Qur'an jika ujungnya justru mengkhianatinya ?

Kurang ajar !

(Ahmad Sastra)

Baca juga :