[PORTAL-ISLAM.ID] Orang jarang yg tahu klw RASUNA SAID yg namanya diabadikan sbg nama jalan di Jakarta Selatan, adalah seorang wanita, termasuk Pribumi BETAWI jarang yg tau.
Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 – meninggal di Jakarta, 2 November 1965, adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga merupakan pahlawan nasional Indonesia.
Rasuna Said lahir dari keluarga aktivis, di mana sang ayah, Muhamad Said, merupakan saudagar Minangkabau dan bekas aktivis pergerakan.
Dilansir dari laman resmi Google, sejak muda Rasuna Said adalah sosok yang ulet dan cerdas.
Berkat keuletannya itulah, ia menjadi asisten guru, yang sejak muda telah memotivasi banyak perempuan-perempuan muda untuk punya mimpi besar.
Di tahun 1926 atau ketika usianya 16 tahun, Rasuna diundang untuk bergabung dengan Sarikat Rakyat.
Kemudian pada tahun 1930 ia bergabung dalam Gerakan Islam, yang membawanya menggelar Persatuan Muslim Indonesia (PERMI).
Dalam gerakan tersebut, ia menyuarakan kritiknya terhadap pemerintahan kolonialisme Belanda serta perlakuan tak adil terhadap perempuan.
Rasuna Said 'Singa Betina' Pergerakan Kemerdekaan
Pada tahun 1931, Rasuna Said pindah ke Padang dan meluncurkan divisi perempuan di PERMI.
Divisi tersebut berfokus untuk membuka sekolah sastra khusus perempuan di seluruh Sumatera Barat.
Karena berbagai gerakan tersebut, Rasuna ditangkap penjajah Belanda pada tahun 1932, lantaran berbicara menentang kekuasaan Belanda.
Ribuan orang pun datang menghadiri persidangannya di Payakumbuh, di mana ia menyuarakan pidato pembelaannya yang menginspirasi dan tanpa ragu.
Ia kemudian dibebaskan pada tahun 1934 di usia 24 tahun, di mana ia memulai karier jurnalistik dan menulis untuk jurnal perguruan tinggi bernama Raya.
Perjuangannya tak berhenti di situ. Di tahun-tahun berikutnya, ia semakin banyak membuka sekolah untuk perempuan, dan berbicara atas nama kelompok perempuan Muslim.
Di tahun 1945 setelah berbagai perjuangan dan kegigihan menanamkan nasionalisme lewat tulisannya, Indonesia memperoleh kemerdekaan.
Akhir hayat
Selepas Indonesia merdeka, HR Rasuna Said masih aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia.
Ia juga mempunyai jabatan di Dewan Perwakilan Sumatera sebagai wakil dari Sumatera Barat.
Tak lama, dirinya diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk Republik Indonesia Serikat (RIS), kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekret Presiden 5 Juli 1959 sampai akhir hayatnya.
HR Rasuna Said wafat pada 2 November 1965 pada umur 55 tahun di Jakarta lantaran menderita sakit kanker darah. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Ia dianugerahi gelar pahlawan nasional berdasarkan Surat Keppres RI No. 084/TK/Tahun 1974 pada 13 Desember 1974.