Oleh: Ustadz Anshari Taslim
Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatih Al-Ghaib jilid 9 hal. 55 terbitan Dar Al-Fikr ketika menjelaskan surah Ali Imran ayat 156-158 mengatakan:
Ketahuilah bahwa kaum munafik biasa mengecam kaum mukminin yang sedang berjihad melwan orang kafir dengan mengatakan, "Kalau mereka bersama kita mereka tidak akan mati dan terbunuh.
Kemudian, ketika terjadi pada sebagian mukminin futur dan rasa lemah setelah apa yg terjadi para perang Uhud lalu Allah mengampuni maka di ayat ini Allah melarang kaum mukminin mengeluarkan kata-kata seperti para munafikin ini.
Allah mengatakan wahai orang yg beriman jangan kalian ucapkan kepada orang yg berjihad di jalan Allah "kalau kalian tidak perang tentu kalian tidak mati" karena hanya Allah lah yang menghidupkan dan mematikan. Kalau memang takdirnya tidak mati maka mereka tidak akan mati karena jihad, tapi kalau sudah takdirnya mati maka mereka tetap akan mati meski tak ikut jihad.
Maka terbunuh di jalan Allah dan mendapatkan pahala lebih baik daripada dia mati begitu saja tanpa guna. Itulah maksud firman Allah, "Kalau kalian mati atau terbunuh di jalan Allah maka sungguh ada ampunan dan rahmat dari Allah itu lebih baik daripada apa yg mereka kumpulkan."
***
Sungguh hari ini banyak yang mengikuti jejak para munafikin. Mereka secara tak sadar sebarisan dengan para propagandis zionis Avichay Adrai, Edy Cohen, Kapten Ella dan semisalnya dalam meberikan propaganda negatif terhadap para pejuang Gaza yang sedang melaksanakan fardhu 'ain mereka Jihad Difa'iy (jihad mempertahankan tanah Palestina) mewakili semua umat Islam.
Semoga dengan banyaknya membaca kitab-kitab tafsir dan mentadabburi isi Al-Qur`an kita dijauhkan dari kelompok penggembos ini sehingga lisan dan hati kita selamat dari mengecam para mujahidin.
Kita para da'i maksimalkan jihad dengan tulisan dan lisan. Ini mungkin jihad terlemah yang bisa kita lakukan.
Bukan hanya perang senjata sekarang lebih kepada perang propaganda.
Propagandis zionis makin banyak menyusup menyampaikan informasi sesat tentang para pejuang untuk mendegradasi mereka di mata umat sehingga akan banyak yang tak lagi peduli minimal apatis.
Maka para du'at dan tahlibul ilmi, sadarlah bahwa kita diberikan amanah ilmu ini oleh Allah dan akan dipertanggungjawabkan untuk apa dia digunakan.
Maka ikhlaskan niat, menyebarkan informasi valid berdasarkan ilmu kita dengan senjata kitab kita. Jangan hanya jadi kolektor kitab tanpa membaca dan menggunakannya untuk izzul Islam wal muslimin, terlebih ketika terjadi perang terbuka senjata maupun propaganda melawan kafir penjajah.
Semua ini karena Allah, bukan karena ingin dilihat sebagai alim, supaya banyak dapat panggilan ceramah, jadi narasumber, banyak dapat uang, terkenal dan perbuatan syirik kecil lainnya.
Sebelum memosting sesuatu bacalah zikir apapun yang menguatkan keikhlasan hati.
(*)