Militer Israel Menghadapi Krisis: Lebih dari 100.000 Tentara Israel Menolak Untuk Bertugas

[PORTAL-ISLAM.ID]  "Lebih dari 100.000 tentara Israel menolak untuk bertugas. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa ini bukan karena mereka tiba-tiba mulai sadar. Mereka hanya lelah menembaki reruntuhan, dan malu dengan tekanan daring. Teruslah mempermalukan mereka setiap kali Anda melihat mereka. Setiap orang dari mereka harus diadili." (@xIsraelExposedx)

👇👇

Militer Israel menghadapi krisis penolakan terbesarnya dalam beberapa dekade

Lebih dari 100.000 warga Israel dilaporkan telah berhenti bertugas sebagai tentara cadangan. 
Meskipun alasan mereka berbeda-beda, skalanya menunjukkan semakin memudarnya legitimasi perang.

Dalam beberapa minggu terakhir, media Israel telah melaporkan penurunan signifikan jumlah tentara yang datang untuk bertugas sebagai cadangan. Meskipun jumlah pastinya merupakan rahasia yang dijaga ketat, militer memberi tahu Menteri Pertahanan Israel Katz pada pertengahan Maret bahwa tingkat kehadiran mencapai 80 persen, dibandingkan dengan sekitar 120 persen segera setelah tanggal 7 Oktober. Menurut Kan, radio nasional Israel, angka itu tidak benar: angka sebenarnya mendekati 60 persen. Laporan lain menyebutkan tingkat kehadiran 50 persen atau lebih rendah, dengan beberapa unit cadangan berusaha merekrut tentara melalui media sosial.

Seperti wajib militer ke dalam pasukan reguler pada usia 18 tahun, warga Israel wajib bertugas di pasukan cadangan saat dipanggil hingga usia 40 tahun (meskipun ini dapat bervariasi tergantung pada pangkat dan unit). Selama masa perang, tentara sangat bergantung pada pasukan ini (pasukan cadangan).

Pada awal perang, tentara menyatakan telah merekrut sekitar 295.000 tentara cadangan di samping sekitar 100.000 tentara reguler. Jika laporan tentang kehadiran 50-60 persen di pasukan cadangan akurat, itu berarti lebih dari 100.000 orang telah berhenti bertugas sebagai tentara cadangan. "Itu jumlah yang sangat besar," kata Menuchin. "Itu berarti pemerintah akan kesulitan melanjutkan perang."

Mayoritas dari mereka yang menentang perintah pendaftaran tampaknya adalah mereka yang dikenal sebagai “penolak abu-abu” — orang-orang yang tidak memiliki keberatan ideologis nyata terhadap perang tetapi malah menjadi demoralisasi, lelah, atau muak karena perang telah berlangsung begitu lama. Di samping mereka ada minoritas kecil tetapi terus bertambah dari para cadangan yang menolak dengan alasan etika.


Baca juga :