MEMBACA ARAH POLITIK HRS

MEMBACA ARAH POLITIK HRS

Bismillah: 

Politik beliau dicirikan: amar makruf nahi munkar, menegakkan Syariat Islam, menegakkan keadilan. Secara pemahaman, dalam bingkai konsep Asy'ariyah, Aswaja Habaib. 

Kiprahnya sudah panjang, sejak masa-masa Reformasi 1998 sampai saat ini. Kalau disebut thariqah Habaib murni, beliau membangun amar makruf nahi munkar. Kalau disebut sebuah gerakan politik, beliau tidak lepas dari dakwah Habaib-nya. 

Beliau dianggap tokoh paling berpengaruh di balik gerakan ABI (Aksi Bela Islam), sejak 2016. Namanya terus membesar, termasuk ketika beliau hijrah 3 tahun ke Saudi, mencari keamanan. 

Sejak kembali ke Indonesia, di awal Covid, berbagai upaya kekuasaan dilakukan untuk menghentikannya, sampai beliau dipenjara karena terkait protokol Covid. 

Sejak pulang ke Tanah Air, beliau dan keluarga mendapatkan persekusi, hingga gugurlah beberapa pemuda pengawal, dalam kasus kekerasan di jalan tol Cikampek. Peristiwa itu selain menguji ketabahan para laskar pendukung, juga menguji loyalitas mereka. Tidak sedikit pendukung yang mundur teratur, di saat yang lain masih tetap istiqamah.

Bagi orang yang MEMBACA politik beliau, sejak awal sampai saat ini, alhamdulillah TIDAK BERUBAH. Masih konsisten dengan tiga arah utama: Amar makruf nahi munkar, menegakkan Syariat Islam, menegakkan keadilan. Kalau boleh ditambah satu lagi, kepedulian bencana kemanusiaan.

Dari sisi tujuan di atas, alhamdulillah baik semua. Dari sisi aqidah, beliau ASWAJA seperti umumnya kaum Muslimin di Indonesia. 
Tetapi mengapa banyak elemen Aswaja yang tidak suka gerakan beliau..? Malah dalam ketidaksukaan itu sampai disistematisasi menjadi gerakan Anti Ba'alawi, bahkan Anti Muslimin asal Yaman. Nah, di situ kejujuran kaum Aswaja dalam loyalitasnya ke sesama Aswaja, dipertanyakan. 

Kami terus memperhatikan gerakan H.R.S dan mendukung missi-nya, karena memang beliau menginginkan KESELAMATAN NKRI. Dari masa ke masa, kehidupan di NKRI tidak semakin baik. Di titik itu, beliau ingin menyelamatkan negeri ini, sesuai perspektif politik yang dianutnya. 

Alhamdulillah, NKRI masih punya HAERES yang tetap berdiri mempertahankan prinsip PANCASILA: 
- Prinsip Ketuhanan (Tauhid)
- Prinsip kemanusiaan
- Prinsip persatuan bangsa
- Prinsip kerakyatan
- Prinsip keadilan sosial.

Anehnya, beliau sering dituduh oleh TRILOGI musuh politiknya (sekuler, liberal, Pekai) sebagai sosok anti Pacasila. 

Justru kaum Sekuler, Liberal, Pekai itu sebenarnya yang memusuhi Pancasila. Sempat terdengar, mereka mau mengubah Pancasila menjadi Trisila hingga Ekasila. 

Di titik ini kami mengajak kaum Muslimin Muslimat, untuk terus teguh MENDUKUNG perjuangan politik KEINDONESIAAN beliau, karena dua alasan utama: 

1. Beliau berjuang untuk keselamatan NKRI yang berdasar 5 prinsip Pancasila di atas. 
2. Beliau konsisten dengan sikap dan ucapnya, sedang dulu sampai kini. 

Kalau dihitung secara waktu, katakanlah sejak tahun 2000, alhamdulillah beliau tetap konsisten sampai saat ini. Jarang sekali tokoh Indonesia yang tetap konsisten membela kebenaran dan keadilan, hingga 25 tahunan. Tidak silau oleh jabatan, materi, atau mencari popularitas. 

Bahwa dalam dakwahnya beliau kadang berkomunikasi dengan keras, itu ditujukan untuk para koruptor dan pengkhianat negara. Ini tidak jauh dengan komunikasi Gus Nur yang sering memaki "mata moe" kepada kaum zhalimin. 

Ummat Islam jangan meninggalkan beliau, jangan menjauhinya, karena kalau kita menjauhi orang-orang yang SEDANG BERJUANG membela keadilan.

Demikian, semoga pernyataan ini sampai di relung-relung hati Mu'minin Mu'minaat, Shalihin Shalihaat. Amiin ya Rabbal 'alamiin. 

Tatar Pasundan, 1 Syawal 1446 H

(Sam Waskito)


Baca juga :