Ijazah Palsu: Setiap Hari Dikunjungi 1500 "wisatawan"

Ijazah Palsu: Setiap Hari Dikunjungi 1500 "wisatawan"

Biasanya masa libur, yang ramai kebun binatang, sekarang lain.

Wisatawan yang datang tidak hanya masyarakat sekitar kota Solo, juga datang dari berbagai daerah. Bahkan yang mencengangkan adalah para wisatawan yang datang itu banyak juga yang datang dengan pengawalan ketat dari aparat, menggunakan kendaraan dinas yang operasionalnya dibiayai dengan APBN.

Pertanyaannya apakah itu kunjungan kenegaraan?

Jelas saja iya, karena memang, pusat pemerintahan masih berada di tangan Jokowi. Walaupun secara de jure sudah dialihkan KPU ke Prabowo.

Bisa juga tidak, karena kegiatannya dibungkus dengan tema open house, suasana lebaran, diskusi biasa, tapi kesannya koordinasi karena ada pembicaraan yang dilakukan juga secara tertutup dan rahasia.

Sudah puluhan menteri dan wakil menteri serta pejabat negara yang datang menghadap raja.
Pendukung Prabowo masih tanpa malu memoles argumen dan membiarkan otaknya melawan gravitasi bumi bahwa bapak sedang berstrategi, itu Apak Ambo, beliau ahli strategi, politik itu merangkul bukan memukul. Politik itu nasehat-menasehati bukan mencaci. Politik itu mendidik bukan membidik. Politik itu mengajak bukan menginjak.

Karena cara paling murah dan mudah untuk menjual sebuah produk adalah dengan memanipulasi nama-nama pada komposisi produk.

Sebagaimana nama gula yang menjadi pemicu dan makanan utama bagi tumbuh kembangnya berbagai macam jenis penyakit, lalu disamarkan dengan beragam nama seperti Glukosa, Fruktosa, Galaktosa, Manosa, Xilosa, Dekstrosa, Laktosa, Maltosa, Sakarin, Aspartam, Acesulfame K, Sukralosa, Neotame, Sorbitol, Ribosa.

Sehingga ketika jaringan darah otak yang terbiasa distimulasi dengan manisnya gula, serta merta sensor pada jaringan pembuluh darahnya akan segera menolak ketika diberikan rasa pahit.

Para pembela seringkali juga menjadi tantrum dan uring-uringan karena kelebihan gula dalam darahnya, dan kehilangan fokus pada titik persoalan yang substantif perlu ditelusuri.

Pada masa Fir'aun berkuasa seorang tokoh bernama Haman yang namanya disebut sebanyak 6 kali dalam Al-Qur'an seringkali memberikan masukan dan saran-saran brilian agar dieksekusi oleh Fir'aun, agar supaya Fir'aun tetap menjadi perhatian utama bagi rakyat.

Dan Haman-Haman kurcaci pada masa kekuasaan Ramses Omon II malah seringkali memberikan pujian. Barangkali sebab Ramses Omon sudah tua, jadi senangnya juga dipuja-puja.

Salam Fufufafa

(Budi Akbar)

Baca juga :