Waktu Tunggu Haji = Kezoliman

𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐓𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐇̣𝐚𝐣𝐣𝐢 = 𝐊𝐞𝐳̣𝐨̄𝐥𝐢𝐦𝐚𝐧 

Di sosial media lagi banyak beredar video parodi orang pergi haji dengan jalan kaki, mulai dari yang memparodikan mengumpulkan sumbangan sampai bapak dengan balita bersepeda roda tiga.

Sebenarnya ini lahir karena begitu lamanya waktu tunggu haji, bahkan sampai ada yang 48 tahun…!

Iya, 48 tahun… bayangkan anak belum lulus SD usia 12 tahun jika sudah didaftarkan maka ia baru bisa berangkat ketika usianya 60 tahun – sudah pensiun dan jadi kakek-kakek!

Rakyat yang tak bisa apa-apa, hanya bisa bikin video parodi, atau bahkan benar-benar melaksanakan jalan kaki ke Makkah, karena jalan kaki hanya sekira 106 hari, sedangkan kalau naik pesawat puluhan tahun.

Apa sebab musabab ini semua…?

Apalagi kalau bukan mismanagement dan keserakahan…?!?

Sekian puluh tahun lalu ada yang berpikir culas ingin memanfaatkan Dana Ummat lalu mengeluarkan aturan kalau mau haji boleh daftar, bayar sebagian dan sisanya boleh dicicil sampai jadwal berangkat.

Sementara itu, dananya sekian banyak itu bisa "dipakai" dulu untuk macam-macam.

Berapa banyak sih dananya?

Kalau setahun itu ada 200.000 jamaah, satu orangnya bayar Rp 25juta, maka setahun saja sudah masuk uang Rp 5 Trilyun. Kalau rata² waktu tunggu 20 tahun saja, maka itu Rp 100 Trilyun dana yang bisa dipakai dulu.

Dana sebesar itu kalau masuk ke private banking bisa dapat 5% p.a. atau masukkan ke investment company, 10% annualised itu easy.
Bayangkan main santai saja bisa dapat 5% p.a. itu artinya dalam 20 tahun, 100 Trilyun itu sudah jadi 271 Trilyun. Terus bangga gitu bilang sama jamaah, "Kalian cuma bayar separuh dari real cost, sisanya Pemerintah yang bayarin!"

Cuiiiih…!!! itu Dana Ummat!!!

Itu baru haji biasa, sedangkan haji khusus?

Setahunnya sekitar 15.000 yang berangkat, di mana untuk daftar harus setor $5.000 ke Kemantrian (beda pos ini, Boss!). $ 5.000 itu baru dibalikkan di tahun ke-5 (2 bulan sebelum berangkat) dan dipotong pulak "biaya administrasi".

Berapa tuh…?

15.000 orang x $ 5.000 = $ 75.000.000 x 5 = $ 375.000.000 ( ≈ Rp 6,15 Trilyun).

Bayangkan punya duit 6 Trilyun yang bisa dipakai dulu selama 5 tahun?

Waktu tunggu ini akan terus membengkak sebab jumlah manusia terus bertambah banyak.

Lantas solusinya apa…?

▶️ Bubarkan sistem zolim pakai daftar setor duit sebagian untuk dapat kursi tersebut.

Sistemnya kembalikan seperti zaman dulu, cukup daftar 1½ tahun sebelum keberangkatan. First come first served sesuai dengan jumlah quota– karena standar Syariatnya adalah: "ḥijjul-baiti manis-taṭōà ilaihi" (arti: haji adalah bagi yang mampu). Kalau harus nyicil, maka belum mampu artinya. Sesederhana itu.

Kemudian kalau sudah pernah haji, maka ada waktu tunggu baru boleh daftar lagi 10 tahun untuk haji biasa, dan 5 tahun haji khusus.

Insya Allah tidak ada lagi yang harus menunggu sampai 30 tahun apalagi 48 tahun.

Sudahlah, akui saja sistem bayar sebagian buat daftar haji ini sistem gagal. Malaysia saja yang sudah bertahun-tahun lebih dulu menerapkan sistem semisal ini dengan "Tabung Haji"nya, sekarang pusing sendiri karena waktu tunggunya mencapai 148 tahun…!!! 

(Arsyad Syahrial)
Baca juga :