HAJI HIJAU
Oleh: Joko Intarto
Ini bukan kotak sampah biasa. RVM atau ‘’reverse vending machine’’ berlogo ‘’Green Hajj’’ adalah tempat penukaran botol plastik berteknologi yang bisa mengonversi sampah menjadi uang setoran tabungan haji.
Di tengah permasalahan lingkungan akibat tingginya jumlah sampah plastik, hadir sebuah inovasi yang menawarkan solusi berkelanjutan sekaligus membantu umat Islam mewujudkan impian beribadah ke Tanah Suci. Program Green Hajj yang diinisiasi oleh Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah memungkinkan masyarakat menabung biaya haji dengan menukarkan sampah botol plastik melalui teknologi Reverse Vending Machine (RVM).
Sampah plastik, khususnya botol berbahan Polyethylene Terephthalate (PET), menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, produksi sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sayangnya, kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah masih rendah, sehingga jumlah limbah plastik terus meningkat dan memperburuk pencemaran lingkungan.
Program Green Hajj hadir sebagai solusi inovatif dengan menggabungkan pengelolaan sampah plastik dan sistem tabungan haji berbasis syariah. Skema ini memungkinkan masyarakat menabung biaya perjalanan haji melalui pengumpulan dan penukaran sampah plastik menggunakan mesin RVM.
Cara Kerja RVM Green Hajj
RVM merupakan tempat sampah berteknologi digital yang dikembangkan oleh PT Plasticpay Teknologi Daurulang (Plasticpay). Mesin ini menerima botol plastik jenis PET dengan ukuran antara 250 mililiter hingga 1,599 mililiter. Berikut cara kerja RVM dalam mengonversi sampah plastik menjadi poin yang dapat ditabung untuk biaya haji:
1. Unduh Aplikasi Plasticpay
Sebelum menggunakan mesin RVM, pengguna harus mengunduh aplikasi Plasticpay di ponsel.
2. Masukkan Botol Plastik
Mesin RVM akan memindai botol plastik yang dimasukkan dan mengidentifikasi ukurannya. Setiap botol 250 ml dihargai 50 poin, sementara botol 1,5 liter bernilai 100 poin.
3. Pindai QR Code
Setelah pemindaian botol selesai, QR code akan muncul di layar RVM. Pengguna kemudian memindai kode tersebut menggunakan aplikasi Plasticpay.
4. Konversi Poin
Poin yang terkumpul dapat ditukar dengan berbagai pilihan, seperti pulsa, paket data, saldo e-wallet, voucher belanja, suvenir daur ulang, hingga setoran tabungan Ongkos Naik Haji (ONH) melalui bank syariah.
Sebagai upaya memperluas dampak program, Muhammadiyah menargetkan penambahan 1.000 unit RVM dalam tiga tahun ke depan. Mesin ini akan ditempatkan di lokasi strategis, seperti kampus, sekolah, rumah sakit, serta gedung pertemuan Muhammadiyah yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.
Peluncuran program Green Hajj tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, khususnya PT Plasticpay Teknologi Daurulang, sebagai perusahaan berbasis sosial digital yang bernaung di bawah PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV). Karena inovasinya, Plasticpay mendapat pendanaan dari Hyundai Startup Challenge untuk pengembangan bisnis berbasis ekonomi sirkular dan keberlanjutan.
Hingga April 2024, Plasticpay telah menempatkan lebih dari 800 unit RVM dan dropbox di berbagai kota, seperti Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Banyuwangi, dan Denpasar. Program ini telah melibatkan lebih dari 31.300 peserta, menghasilkan saldo e-wallet lebih dari Rp766 juta, serta mendaur ulang 9,9 juta botol plastik menjadi produk ramah lingkungan, seperti totebag, pouch, sajadah, dan aksesori lainnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap program ini, saya pun membeli satu lembar sajadah daur ulang produksi Plasticpay seharga Rp185.000. Siapa sangka, sajadah berkualitas tinggi ini terbuat dari limbah botol plastik yang telah didaur ulang?(jto)
Foto 1 (atas)
Peluncuran RVM Green Hajj di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah.
Foto 2 (bawah)
Para bankir bank syariah melihat-lihat sajadah hasil daur ulang dari sampah botol plastik produksi Plasticpay.
Foto 3 (bawah)
Petugas Plasticpay memperlihatkan aneka produk hasil daur ulang sampah botol plastik.
Foto 4 (bawah)
Petugas Plasticpay memperlihatkan sajadah keren yang saya beli.
