Pasukan Mawar Jilid 2
Ketika diproses oleh beberapa orang penyidik Polda ยฑ 8 tahun lalu dengan tuduhan pelanggaran UU ITE, beberapa orang diantara mereka seringkali mengatakan begini: "untung presiden nya Jokowi, kalau kasus Uda ini terjadi di zaman Soeharto, sudah hilang malam dan pulang nama".
Demikian pernyataan menggertak yang sering mereka ulang-ulang ketika menghadapi kami dengan seribuan lebih pertanyaan untuk di BAP selama 61 hari, dengan durasi antara 15-20 jam hampir setiap harinya.
Kami pun menanggapinya dengan biasa saja dan balas bertanya, memangnya kenapa dengan Pak Harto, dan kami fikir, membandingkan cara Pak Harto yang memerintah dimasa-masa krisis kepercayaan kepada pemerintahan Soekarno, dengan masa reformasi seperti sekarang, tidak equal. Dikarenakan parameternya sudah berbeda jauh.
Dimasa Pak Harto, jelas masih dibutuhkan cara-cara kepemimpinan militeristik, ancaman disintegrasi dengan aneksasi dari luar negara sangat kuat, kesenjangan sosial yang disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah pusat untuk meratakan pembangunan sangat kentara. Foya-foya elit politik di pemerintahan rezim Soekarno masih membekas dan sungguh menyakiti hati rakyat di daerah-daerah. Belum lagi pembersihan kerak-kerak pemberontakan PKI yang melibatkan Soekarno juga butuh energi ekstra.
Maka untuk meredam gejolak, perlu tindakan taktis yang memang harus dilakukan secara komando.
Sekarang sudah era reformasi, keterbukaan media. Kejadian satu detik di ujung timur Indonesia, sedetik kemudian sudah terdengar informasinya ke ujung barat Nusantara. Tidak ada yang istimewa zaman Jokowi, justeru caranya lebih kejam sekalipun tampak halus, kami menjelaskan. Seperti keadaan yang kami alami sekarang ini lah kira-kira. Kami menambahkan.
Tangan aparat kepolisian digunakan untuk melakukan kriminalisasi, melakukan upaya-upaya intimidasi dan pembungkaman secara terbuka, bahkan dengan tuduhan yang sama sekali tidak ada dasarnya dan menyalahi prosedur cara penindakannya. Kami lanjut mendebat.
Mereka pun senyap!.
Terlihat dalam raut wajahnya, bakal tidak mudah melakukan penggiringan berita acara pemeriksaan (BAP) dengan orang-orang seperti kami. Dan mereka mulai berbisik-bisik menyusun rencana busuk agar BAP bisa limpah ke kejaksaan.
Mengutip pernyataan yang seringkali dinisbahkan kepada Saidina Ali bin Abi Thalib, bahwa kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang diorganisir.
Dan potensi pelaku kejahatan yang terorganisir itu ada pada pemerintahan dan negara.
Sebagaimana pernah ahli filsafat kontemporer Rocky Gerung sampaikan dengan narasi sedikit berbeda bahwa "pembuat hoax terbaik adalah penguasa, karena mereka memiliki instrumen lengkap untuk melakukan itu".
Rocky menguraikan hipotesisnya, karena penguasa memiliki instrumen lengkap, mereka punya intelijen, media, aparat keamanan, semua mereka punya.
Jika dielaborasi pada tindakan fisik secara taktis, maka cipta kondisi, ancaman psikologi, dan teror, tentu saja lebih efektif dan potensial jika digerakkan dan dilakukan oleh negara lewat tangan institusi yang terorganisir itu tadi. Entah itu polisi, ataupun tentara.
Jadi tidak perlu heran, kalau kemudian bakal ada peristiwa-peristiwa misterius yang akan berlangsung selama rezim Fufufafa Oplosan ini kedepan.
Sebab ancaman yang terjadi pada masa Orde Baru Soeharto, terjadi oleh sebab gerakan separasi bawah tanah yang tersisa dari berbagai kelompok pemberontakan. Tetapi sekarang justeru sebaliknya, ancaman justeru datangnya dari pemerintahan negara sendiri. Sikap rakyat hanya melakukan reaksi terhadap ancaman itu.
Ada banyak pendukung rezim Oplosan Fufufafa ini yang menyatakan jilatannya ketika banyaknya terungkap skandal korupsi diberbagai lembaga negara, begini; "untung presidennya Prabowo". Padahal Prabowo teriak-teriak terimakasih dan hedoooppp Jokowi.
Tetapi setelah kami timbang-timbang, komparasi gertakan penyidik Polri yang kami ceritakan diawal, bahwa "untung presidennya Jokowi", masih ada kelebihan untungnya ketimbang yang sekarang teriak-teriak hedoooppp Jokowi.
Jadi kawan-kawan, bila mulai tercium "aroma mawar" yang tengah memaksa dirinya untuk mekar dengan menghalalkan berbagai cara, maka bersiaplah untuk hilang malam.
Salam Fufufafa
(Budi Akbar)
๐๐
Sejumlah kendaraan taktis milik Koopssus TNI telah dikerahkan untuk mengamankan rapat revisi UU TNI di hotel Fairmont.... pic.twitter.com/8O82cwbNRT
โ defenceview (@defenceview_id) March 16, 2025