orang gila di sini ternyata shalat di masjid ya

“Apakah Anda barusan membaca al-Fatihah?” Tanya saya pada seorang Pakistan di sebelah saya. Barusan ia shalat sunnah dua rakaat begitu cepat. Rasa-rasanya tak mungkin secepat itu menuntaskan al-Fatihah. 

“Tidak.” Jawabnya dengan wajah aneh. Gelagatnya beda. Gerak-geriknya tak wajar.

“Al-Fatihah itu rukun shalat lho.” Kata saya.
“Ini kan shalat sunnah.” Jawabnya.

“Shalat sunnah atau wajib, al-Fatihah tetap jadi rukun. Shalat tidak sah tanpa al-Fatihah, sengaja atau lupa. Bedanya kalau lupa, kita tak berdosa. Sementara sengaja tinggalkan, berdosa kita.” 

“Oke.” Jawabnya. Lalu, tangannya bergerak sendiri ala orang kerasukan. Gerak-geriknya tak wajar. Pandangan dan tatapannya berbeda. Baiklah, nampaknya memang bukan orang normal.

Di tempat dan kesempatan lain, suatu ketika, saya baru saja ke masuk shaf dalam keadaan jama’ah tengah ruku’. Tiba-tiba masuk suara telpon pada lelaki Saudi samping kanan saya.

“Iya. Gimana? Gimana? Lagi shalat ini. Iya. Wallah. Nanti aja ya. Gampang itu.” Ia menjawab telpon sambil ruku.😁

Duh saya sedikit geram. Usai salam, ia bergegas pergi. 

Saat hendak bertanya ke lelaki sebelah apakah orang barusan waras apa tidak, lelaki lain langsung menepuk saya sambil memberikan isyarat bhw orang tadi itu memang gila. Oowalaahh. Syafahullah.

Btw, orang gila di sini ternyata shalat di masjid ya.

(Ustadz Yani Fahriansyah)

Baca juga :