"Dulu kita udah sepakat bahwa militer dan sipil harus dipisahkan, tapi sekarang ada upaya untuk mengembalikan mereka kembali ke ranah sipil lewat revisi UUTNI. Parahnya lagi, prosesnya kayak kejar tayang. Pembahasannya dilakukan tertutup di kebut di akhir pekan, bukan di kantor DPR, tapi di hotel mewah. Di tengah situasi negara yang lagi efisiensi, PNS aja pengangkatannya diundur, tapi RUU TNI ini kayak dikejar-kejar.
Urgensinya apa sih? Salah satu isu utama dari RUU ini adalah pelebaran fungsi TNI di ranah sipil. Sebelumnya, cuma ada 10 kementerian atau lembaga yang boleh diisi prejurit aktif, tapi sekarang jadi 15. Lebih parahnya, RUU ini nyelipin pasal abu-abu TNI bisa ditempatkan dimana saja asal presiden menganggap itu perlu.
Gimana sih? TNI itu kan dididik untuk menghadapi ancaman militer, bukan jadi birokrat. Kalau alasan tantangan zaman, justru harusnya kita fokus untuk merekrut spesialis yang sesuai, bukan malah nyusupin TNI di mana-mana.
Kita dipaksa menerima fakta bahwa ada lebih dari 2.500 posisi sipil yang diisi oleh prajurit aktif dan sekarang mereka lagi butuh payung hukum.
Entah sejak kapan negara ini cara kerjanya jadi yang penting jalan dulu, aturan mainnya dibuat di tengah jalan sesuai kebutuhan..."
[VIDEO]
Rapat di hotel Fairmont demi revisi UU TNI, mantab ulasannya๐ pic.twitter.com/xk43d69jur
โ 5t3PeN (@V3g3L) March 17, 2025