Saya kadang nyaris putus asa
Sebagai penulis fiksi; adalah tugas sy menulis cerita2 yg tidak bisa dibayangkan oleh pembaca sy.
Tapi, nasib. Di Indonesia ini, duh Rabbi; cerita nyata jauh lebih gilak dibanding imajinasi penulis fiksi.
Kasus ini misalnya, AKBP Fajar Widyadharma Lukman. Mahkluk satu ini adalah polisi. Lulusan sekolah2 terbaik. Lantas jadi polisi; kemudian pangkat naik terus, jadi Kapolres. Eeeh, dia diduga mencabuli anak2, termasuk salah-satunya usia 6 tahun. Ya Rabbi, lihat tetangga kita yg baru 6 tahun, anak usia 6 tahun, dicabuli oleh orang ini.
Dan saat mencabuli, dia rekam pula, dia jual itu video.
Beruntung polisi Australia melihat video ini, lantas bergegas memberitahu kepolisian Indonesia. Sempat drama, akhirnya orang ini dinyatakan sebagai tersangka. Jika tdk ketahuan cepat, wah wah, bertahun2 bisa panjang ceritanya.
Sy itu nulis novel seperti "Negeri Para Bedebah", "Teruslah Bodoh Jangan Pintar", sy kira, sy sudah keren sekali merancang cerita fiksi tsb. Tapi menyaksikan berita2 ini, sungguh, sy nyaris putus asa nulis fiksi. Karena di Indonesia ini, kisah nyatanya lebih mengerikan. Dahsyat.
Tapi karena putus asa itu tdk boleh, terlarang, baiklah, saya akan terus berusaha bikin fiksi sebaik2nya. Sy harus terus belajar, menaikkan level imajinasi sy. Kalaupun dunia nyata lebih seru, terima nasib saja.
(TERE LIYE)