Kok diuji sendiri? Kok rata-rata?
By Tonang Dwi Ardyanto
Kita hargai niat baiknya, tetapi nampaknya Pertamina perlu belajar 2 hal. Pertama, dari sisi komunikasi publik, tentu kita menjadi senyum-senyum karena "diuji sendiri, dilaporkan sediri".
Melihat situasi yang sudah seperti ini, maka seharusnya Pertamina menggandeng atau lebih tepatnya menyerahkan kepada pihak luar untuk melakukan survei secara "metode penelitian". Baik dari sisi penentuan jumlah, penentuan sampel, cara dan tempat pengujian, sampai ke analisisnya.
Masih ingat tentu ungkapan bahwa hasil survei kemiskinan itu hanya tergantung kapan pembagian raskinnya (bansos)? (Maaf, ini bukan sarkas, begitu pernyataan pejabat yang diberitakan di media yang dapat diakses terbuka).
Bandingkan coba kalau ada Rumah Sakit yang mengatakan "kami sudah bekerja sesuai prosedur", maka hampir pasti banyak "ditentang" sebagai "itu kan menurut mu, mana buktinya audit independen". Itu wajar, dan memang begitu dalam hal pelayanan publik.
Menyatakan bahwa "sudah menguji 79% dari semua SPBU pemerintah", justru menunjukkan bahwa ada pengertian yang keliru: kalau sudah banyak, sudah pasti valid. Proporsi sampel yang banyak, benar itu lebih baik. Tapi dengan syarat: metode pemilihannya benar, kemudian dikelola juga secara benar.
Sebaliknya, bisa juga tidak harus sampai 79% untuk bisa mencapai hasil yang valid, asal syaratnya sama: metode pemilihannya benar, kemudian dikelola secara benar. Maka pernyataan "sudah 79%" itu justru mengindikasikan belum mantapnya secara metode.
Sebagai bukti, walau dengan semua kontroversinya, survei Pilpres berhasil mengestimasikan dengan rentang kesalahan minimal walaupun hanya menggunakan sampel beberapa persen dari keseluruhan TPS apalagi terhadap keseluruhan pemilih.
Bahasa anak mudanya: Pertamina kurang pede maka yang di-gedhe-in besarnya sampel, bagaimana metodenya?
Hal kedua, kalau hendak menyampaikan hasil, bukan semata-mata rata-rata. Disebutkan bahwa rata-rata "Untuk Pertalite average rata-rata di 90,4" itu belum informatif. Berapa tertinggi dan terendah? berapa rentang perbedaan yang ditoleransi terhadap standar seharusnya RON 90? Berapa persen yang tidak memenuhi? Apa tindakan dan perbaikan bagi yang menyimpang? Itu informasi yang dikehendaki masyarakat.
Maka, kita hargai tapi juga kita berikan masukan kepada Pertamina semata demi kemaslahatan bersama.
Mangga...