Indonesia bakal seperti Bangladesh?

7 Januari 2024: Koalisi Pemerintah PM Sheikh Hasina di Bangladesh menang pemilu meraih 75% kursi parlemen

5 Agustus 2024: PM Sheikh Hasina mengundurkan diri, karena gelombang protes mahasiswa yang dipicu oleh kebijakan kuota penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dialokasikan untuk anak dan keluarga Veteran perang Kemerdekaan tahun 1971..

Kondisi fiskal Bangladesh pun menyempit di saat yang sama, sehingga Bansos yang menjadi andalan saat kampanye mengering dan janji lapangan kerja bagi pengangguran terdidik tak dipenuhi, dengan nepotisme pemerintahan, yang dipicu oleh kebijakan kuota PNS itu tadi..

Kondisi keuangan negara (fiskal) yang lagi tertekan dari sisi struktural (produksi dan konsumsi) akan menuju ke persoalan krisis ekonomi, jika diikuti oleh Konflik sosial politik antar kelas...
Belajar ke China yang melangkah di depan Kurva sebelum krisis moneter Asia 1998 meluas ke soal yang lebih besar, Elit Politbiro PKC di China sepakat mendukung agenda Reformasi struktural Ekonomi yang dipimpin PM Zu Rongji (Maret 1998), yang sebelumnya adalah Gubernur Bank Sentral China (PBoC)

Rongji memulai sinyal pertamanya, dengan melaksanakan pidato pertamanya, hukuman mati bagi Koruptor. .

Banyak jurnal menulis bahwa China memulai Reform gaya monetaris (kapitalisme);tapi dengan penguatan negara (srate capitalism), yang berhasil dicapai bukan hanya karena negara otoriter, tapi juga sinyal kepercayaan antar kelas masyarakat ke pemerintahan yang bersih, bagi state capitalism itu sendiri...

Saat ini, yang sudah diterima jadi PNS di negara kita diundur pengangkatannya, bahkan kata kepala BKN yang udah resign balik lagi aja minta kerja ke tempat lama. Sebuah statemen yang agak laen, di tengah sektor swasta pun banyak melakukan PHK, yang tercermin dari terus naiknya komposisi pekerja informal dibanding pekerja formal.

Dalam kondisi seperti ini, kita diramaikan oleh RUU TNI yang dibahas tertutup, yang sinyalnya memperluas dan mengembalikan lagi dwi fungsi TNI

Kita harus membangun kepercayaan, maka apakah pemerintah sudah berhitung, bukan hanya pamen dan pati TNI Polri yang ingin hidup lebih baik, bonus demografi kita malah masih cari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan (kelompok terdidik)?

Jawabannya, kita mau belajar (hal baik) sampai ke negeri China  atau kita mau mengulang di lubang yang sama (1998) yang sudah diingatkan terjadi di Bangladesh 2024?

Ya, status ini, hanya menulis aja, berharap negara ini akan baik-baik saja, karena biaya krisis tidaklah murah....

(Yanuar Rizky)
Baca juga :