Tato yang terlihat di lengan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, yang bertuliskan "Kafir" (كافر) dalam bahasa Arab di bawah "Deus Vult"—bahasa Latin untuk "Kehendak Tuhan"—bukan sekadar tulisan sepintas. Ini adalah simbol yang berakar pada sejarah berdarah, terkait dengan Perang Salib dan hasutan keagamaan yang menyebabkan penaklukan dan pembunuhan selama berabad-abad di bawah panji "kesucian."
"Deus Vult" tidak pernah menjadi slogan spiritual, melainkan nyanyian militer Tentara Salib, yang dinyanyikan oleh para prajurit sebelum menyerbu kota-kota Muslim dan menumpahkan darah mereka, atas nama Tuhan, dan di bawah panji palsu "pembebasan."
Dewasa ini, ketika seorang pejabat militer dengan pangkat ini kembali memeluk simbolisme ini, menggantikannya dengan kata Arab untuk "kafir," ia dengan jelas menyatakan keberpihakannya pada ideologi hegemoni atas nama agama, dan menyingkapkan wajah baru terorisme yang berkedok politik dan perangkat keras militer.
Kekristenan politik, seperti halnya Yudaisme politik, tidak berbeda dengan ideologi supremasi apa pun yang memandang pihak lain sebagai musuh eksistensial dan rakyat kita sebagai wilayah yang tak terkalahkan, yang harus ditaklukkan kembali dengan segala cara.
Ini bukanlah perang melawan suatu kelompok atau faksi, tetapi konflik peradaban yang diselubungi ideologi dan dikelola dengan alat-alat kekuasaan.
Apa yang dulu disebut "ekstremisme Islam" untuk menjelek-jelekkan korban, kini kita lihat dengan jelas dalam versi Baratnya: ekstremisme Kristen-Yahudi-Zionis, yang dipimpin oleh lembaga pemerintah dan senjata.
Marilah kita waspada:
Terorisme tidak memiliki agama, tetapi tentu saja memiliki wacana, tato, dan jenderal yang secara terbuka menyatakan ideologi mereka saat mereka menarik pelatuk.
(Dinukil dari postingan X @KhaledSafi)
👇👇
الوشم الظاهر على ذراع وزير الدفاع الأميركي، حيث كُتبت عبارة "كافر" بالعربية أسفل "Deus Vult" – أي "إرادة الإله" باللاتينية، ليس مجرد نقش عابر، بل رمزٌ متجذر في التاريخ الدموي، مرتبط بالحروب الصليبية والشحن الديني الذي قاد قرونًا من الغزو والقتل تحت رايات "القداسة".
— Khaled Safi 🇵🇸 خالد صافي (@KhaledSafi) March 27, 2025
"Deus Vult"… pic.twitter.com/blx135hKqm
