Deadly Corebuzzer

Deadly Corebuzzer

Oleh: Asyari Usman 

Keren sekali. Staf Usus Manhunt Deadly Corebuzzer kemarin keluar dari sarangnya. Dia setengah mengultimatum orang-orang yang menggeruduk “rapat aneh” DPR yang membahas revisi UU TNI.

Corebuzzer mengatakan rapat yang diselenggarakan di hotel mewah itu adalah kegiatan yang konstitusional. Sedangkan pihak penggeruduk, yang ia sebut “orang tak dikenal”, dilabelnya telah melakukan tindakan kekerasan.

Corebuzzer membuat video ultimatum pendek itu dalam kapasitasnya sebagai Staf Usus Manhunt. Keren! Enggak sia-sia Prabroro menunjuk militaristically psychopath personality ini menjadi seorang corebuzzer alias buzzer inti.

Orang-orang seperti ini memang sangat diperlukan Prabroro. Dia, mungkin, meyakini bahwa TNI perlu ditebar ke seluruh sendi pemerintahan. Tapi belakangan tersandung kritik pedas publik karena tindakan dia mengangkat Mayor Teddy Bear Jaya, plus menaikkan pangkatnya ke Letkol, dan pengangkatan seorang mayor jenderal menjadi Dirut Bulog, karena dikatakan melanggar UU TNI, maka bergegaslah Prabroro menyuruh tangan-tangan kekuasaan untuk mengubah UU TNI yang menghadang itu melalui jalur ekspres.
Sesuai sifatnya yang ekspres itu, mau tak mau dilaksanakanlah rapat pembahasan di sebuah hotel mewah. Persetan dengan program efisiensi. Rapat ini harus bersuasana relaks. Para anggota DPR harus merasa nyaman. Dan aman. Serta penuh siraman.

Celakanya, rapat mewah itu diketahui publik. Sejumlah rakyat yang berakal lebih sehat dari para penguasa mendatangi ruang hotel. Sebagai protes, tentunya. Protes yang sah. Sebab mereka mempersoalkan kelakuan wakil rakyat yang bikin rapat di hotel.

Deadly Corebuzzer tak terima. Dia pun menunjukkan korsa yang lebih TNI dari TNI. Senyum sinisnya berusaha menutupi jiwa penindas yang tampaknya sudah tertanam lama di ‘lobus frontalis’ (otak depan)-nya. Dia masih ragu mengeluarkan ancaman militeristik yang sangat dinikmatinya itu. Corebuzzer cuma bilang, “Jangan terulang lagi di masa yang akan datang”. Dengan kata lain, rakyat jangan coba-coba ganggu rapat DPR yang membahas perubahan UU TNI. 

Ada yang menarik dari buzzering si Deadly. Kata Corebuzzer, mengutip pernyataan Menhunt, bahwa dwi-fungsi TNI sudah lama terkubur. Ruhnya sudah tidak ada. Jasadnya pun tidak ada.

Benar sekali. Ruh dan jasad dwi-fungsi ABRI versi Orde Baru memang tidak ada lagi. Persis. Tapi, yang sedang dilakukan saat ini adalah membentuk dwi-fungsi TNI versi 2.0. Bukan menghidupkan kembali jenazah dwi-fungsi ABRI dulu. Anda benar, Mas Deadly Corebuzzer.

Ucapan lain Mr Corebuzzer adalah bahwa rapat di hotel itu konstitusional. Ini Anda benar. Siapa yang bilang rapat itu tidak konstitusional?

Yang menjadi masalah adalah rapat yang konstitusional itu bertujuan untuk memoles pengangkatan inkonstitusional prajurit TNI aktif sebagai pejabat pemerintah menjadi konstitusional. Ini yang ingin dicegah rakyat. Dari kacamata TNI (termasuk Corebuzzer yang keliahatannya menikmati suasana mileristik), dwi-fungsi TNI terasa menyenangkan. Tapi, kalian lupa traumatis yang melanda rakyat di bawah rezim militer selama 30 tahun lebih. 

Paham sampai di sini, mas Deadly Corebuzzer?

17 Maret 2025

(Wartawan Senior Freedom News)
Baca juga :