Based On True Story

*Based On True Story

Ada Kiai punya pesantren lumayan besar. Punya 2 istri. Istri yang kedua lama bertugas di Luar Negeri. Selama bertugas di luar si istri minta tolong kepada suami untuk difasilitasi membeli rumah dengan uang dari istri.

Setelah tugasnya di luar negeri selesai si istri pulang. Dan meminta kepada suami agar rumah itu sertifikatnya dibalik nama dari yang sebelumnya atas nama suami menjadi atas nama dirinya.

Si suami mengiyakan tapi selalu saja tertunda. Ketika didesak oleh sang istri sebab khawatir terjadi masalah di kemudian hari dengan istri dan anak-anak yang lain, si suami bilang, "Tenang saja, anak ku si fulan ini mondok di Makkah, dia punya ilmu. Tidak akan rebutan harta".
Waktu pun berjalan dan taqdir berkata lain. Si suami meninggal. Sementara sertifikat masih atas nama suami. Dan saat ini anak yang menggantikan beliau sebagai pengasuh pesantren tidak mau menyerahkan sertifikat tersebut. Beliau bersikukuh itu milik almarhum ayahnya. 

Maka istri kedua berpotensi kehilangan rumah yang seharga hampir 500 juta tersebut. Padahal si istri ini punya banyak saksi bahwa itu rumah pribadi dia bukan milik suami.

Kisah ini saya buat berdasar kisah nyata tapi sudah saya ubah sedemikian rupa untuk menyamarkan kejadian sebenarnya.

Apa yang bisa kita petik pelajaran dari kisah ini? 

1. Jangan terlalu jumawa bahwa anak yang kita mondokkan bisa memakai ilmunya.

2. Jangan juga jumawa bahwa anak kita pasti menjadi anak yang sholeh. 

3. Dan masih banyak pelajaran lain yang bisa anda petik. Silakan tambahkan di komentar.

Jangan menganggap remeh urusan harta.

Semoga anak cucu kita menjadi anak yang sholeh-sholihah.

(Nur Hasyim S Anam)

__________
*NB: Urusan harta memang fitnah yang akan mengungkap hahekat seseorang. Khalifah Umar bin Khatab pernah mengatakan yang intinya seseorang belum dianggap mengenal betul orang lain jika belum berurusan soal 'harta' dengannya.

Baca juga :