SKANDAL OPLOSAN PERTAMINA, Tidak Mungkin Presiden Tidak Tahu

Pekerjaan mafia minyak ini masif sekali. Mulai dari mengurangi produksi kilang sendiri, menolak minyak mentah produksi dalam negeri, markup harga minyak impor, sampai mengoplos RON 90 (kelas pertalite) menjadi RON 92 (pertamax). Dan ini terjadi dalam skala yang sangat besar, sak Indonesia, selama bertahun-tahun.
Selama bertahun-tahun tersebut pasti ada banyak audit internal dan eksternal di berbagai lini. Pasti banyak evaluasi. Pasti banyak inspeksi. Pasti banyak pihak, banyak pejabat yang sudah tahu.

Sekitar tahun 2015, Bang Faisal Basri (alm) ditunjuk pemerintah untuk menginvestigasi perdagangan minyak Pertamina dari sisi hulu. Temuan bang Faisal saat itu korupsi dan markup di sisi hulu sangat besar, terjadi di hampir semua titik. Rekomendasinya harus dirombak total. Hasil temuan tersebut kemudian diberikan kepada presiden Jokowi waktu itu. 

Waktu ketemu dengan Bang Faisal dulu saya sempat bertanya, bagaimana perkembangan hasil investigasi dan rekomendasi untuk Pertamina. Beliau menjawab, “hanya omon-omon saja. Semua hasil investigasi sudah saya serahkan ke presiden”.

Artinya, semua pejabat tahu mega korupsi ini, bahkan sampai ke level presiden.

(Abdurrahman Arum)

Baca juga :