[PORTAL-ISLAM.ID] TEL AVIV - PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam rapat kabinet terbaru, bahwa tumbangnya rezim Bashar al-Assad, pada 8 Desember lalu, tidak menguntungkan bagi kepentingan Israel.
Statemen ini seakan menegaskan bahwa berdirinya pemerintahan baru Suriah hari ini dibawah kekuasaan Ahmad al-Sharaa bukanlah buatan dan proxy dari Israel. Justru jatuhnya Assad menimbulkan ancaman baru bagi Zionis.
"Kami tidak mendapatkan bunga (manfaat sedikitpun) saat rezim Bashar al-Assad jatuh, tetapi tidak apa-apa. Kami tidak akan membiarkan wilayah Suriah (saat ini) digunakan untuk menyerang kami," kata Netanyahu dalam rapat kabinet mingguan pada hari Minggu (16/2/2025), dilansir Aljazeera.
Adanya statment ini membantah semua tuduhan miring yang dihembuskan oleh kaum Syiah dan pembenci para Mujahidin, selama ini mereka menuduh bahwa presiden baru Suriah adalah agen Mossad, ciptaan Israel dan Amerika dengan alasan Suriah mendiamkan hadirnya pasukan Israel yang ada di dataran Golan.
Justru, ketika tumbangnya Assad, Israel dibuat terhenyak dan panik, hingga akhirnya mereka meningkatkan jumlah pasukannya di perbatasan dataran Golan, padahal sebelumnya daerah tersebut tak terlalu di anggap serius oleh Netanyahu selama rezim Assad berkuasa, dan baru pasca jatuhnya Assad, Israel mendadak dibuat panik merasa terancam jika secara tiba-tiba para pejuang Suriah masuk ke Israel.