Manusia Paling Ikhlas di Indonesia

Seorang bapak mengumpulkan anggota keluarganya untuk membahas sesuatu yang sangat penting.

Bapak: "Istri dan anak-anakku sekalian... Kalian kan tahu, kondisi keuangan keluarga kita saat ini tidak sedang baik-baik saja. 

Bapak kalian sebelum papa, meninggalkan beban utang yang sangat besar. Saat ini rasio utang sudah mencapai 40%, dan menurut bank, dengan rasio sebesar itu, kita sudah dikategorikan sebagai debitur beresiko tinggi. 

Jadi kita akan kesulitan untuk mengajukan pinjaman baru.

Padahal, operasional rumah tangga kita sangat tinggi. Juga ada kebocoran di mana-mana. Sendok dan piring banyak yang hilang. Tukang kebun sering bolos. Bochor, bochor, bochor. 

Tanpa utang baru, kita akan kesulitan menutup biaya operasional.
Untuk itulah, papa berencana akan melakukan penghematan. 

Uang belanja akan papa kurangi. Trus sekolah kalian akan papa pindahkan ke sekolah yang lebih murah. Les-les sementara dihentikan dulu. Kalau mau tetap sekolah di sekolah berkualitas dan tetap ingin melanjutkan les, kalian cari sendiri ya biayanya.

Tapi jangan khawatir. Untuk makan, akan papa jamin kok. Bahkan jadwalnya akan papa tambah. Kalau biasa 3 kali sehari, mulai sekarang jadi 4 kali sehari. Pokoknya kalian pasti kenyang. Kalian kan semua tahu, papa rela mati demi keluarga kita."

Anak yang kritis: "Lho Pa, katanya mau berhemat. Tapi kok ART kita malah papa tambah. Trus papa juga barusan menyewa lagi satpam baru  jadi 10 orang. Padahal ga banyak yang harus dijaga di rumah kita. Papa juga gak mau berhenti merokok. Hobi otomotif papa juga jalan terus. Kan jadi kontradiktif, Pa."

Bapak: "ART papa tambah biar bisa bantu mamamu mengatur keuangan. Trus satpam papa tambah untuk menjaga kedaulatan rumah kita, sekalian bantu-bantu temen biar ada kerjaan. Soal rokok, papa belum bisa berhenti sekarang. Kalau ga merokok, papa gak bisa kerja. Dan soal hobi, gimanapun kan papa butuh hiburan setelah capek bekerja."

Anak yang IQ-nya di bawah 78: "Hebat, Bapak! Bapaakkk.. terbuat dari apa hatimu pak ?? Cuma bapak yang paling ikhlas di dunia and akherat.. Ga usah peduliin omongan kakak, Pa. Kakak gak mau melihat keluarga kita sukses. Kakak cuma iri."

Anak yang kritis: "Dah lah. Capek ngomong sama kaleng Khong Guan yang isinya kerupuk."

[By Wendra Setiawan]
Baca juga :